Cara Menghilangkan Pengaruh Ilmu Pelet Secara Islam Menurut Bunda Ayu

Menurut Bunda Ayu, waktu tersebut relatif singkat tetapi mempunyai dampak yang luar biasa.

“Ketika saya deteksi dan saya lihat auranya benar saja anak tersebut sedang dalam pengaruh ilmu pelet” Kata Bunda Ayu

Untung saja ayahnya cepat mengambil tindakan, jika terlambat ada kemungkinan anaknya menjadi gila.

Bunda Ayu memberikan arahan kepada ayah anak tersebut untuk melakukan beberapa hal berikut ini, dengan tujuan menghilangkan pengaruh dari ilmu pelet.

Baca Juga: HATI-HATI! Pocong Suka Mendiami Pohon Ini, Simak Daftar 11 Jenis Pohon Yang Disukai Mahkluk Halus

Yang pertama adalah dengan memandikan anaknya di pantai, waktu yang tepat untuk memandikannya yaitu pada saat subuh.

Lalu biarkan anaknya berendam sampai seluruh badan yang berada di dalam air laut dan dilakukan sampai matahari terbit.

Hal ini bertujuan untuk melarung atau menghilangkan energi negatif yang menempel pada tubuh si anaknya, ulangi selama 7 hari berturut-turut

Yang kedua Bunda Ayu menganjurkan membacakan surat Al Baqarah ayat 102.

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ - ١٠٢
wattaba’ụ mā tatlusy-syayāṭīnu ‘alā mulki sulaimān, wa mā kafara sulaimānu wa lākinnasy-syayāṭīna kafarụ yu’allimụnan-nāsas-siḥra wa mā unzila ‘alal-malakaini bibābila hārụta wa mārụt, wa mā yu’allimāni min aḥadin ḥattā yaqụlā innamā naḥnu fitnatun fa lā takfur, fa yata’allamụna min-humā mā yufarriqụna bihī bainal-mar’i wa zaujih, wa mā hum biḍārrīna bihī min aḥadin illā bi`iżnillāh, wa yata’allamụna mā yaḍurruhum wa lā yanfa’uhum, wa laqad ‘alimụ lamanisytarāhu mā lahụ fil-ākhirati min khalāq, wa labi`sa mā syarau bihī anfusahum, lau kānụ ya’lamụn.