Tak Banyak yang Tahu, Bacaan Attahiyyat dalam Sholat Adalah Dialog Antara Rasulullah Dengan Allah SWT

24 Januari 2022, 17:39 WIB
ilustrasi sholat. Tak Banyak yang Tahu, Bacaan Attahiyyat dalam Sholat Adalah Dialog Antara Rasulullah Dengan Allah SWT /PIXELS/Tima Miroshnichenko/Tima Miroshnichenko

MEDIA JABODETABEK - Pada setiap bacaan sholat yang diucapkan tidak semerta-merta digunakan ketika sholat saja. Bacaan sholat memiliki arti dan sejarah yang terkandung seperti attahiyyat.

Sholat bagi umat muslim adalah tiang agama sekaligus rukun islam yang kedua, sholat terdiri dari sholat wajib dan sunnah. Sholat wajib merupakan sholat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan mendapat dosa, sedangkan sholat sunnah bila dikerjakan mendapat pahala dan bila tidak dikerjakan tidak akan mendapat dosa.

Sholat bisa diartikan lain merupakan suatu bentuk komunikasi antara makhluk hidup ciptaan Allah SWT dengan sang Pencipta yakni Allah SWT.

Baca Juga: 12 Film Bioskop Bulan Februari 2022: Cek Jadwal Tayangnya! Ada KKN di Desa Penari, Death On The Nile

Bagi anda yang belum mengetahui bacaan attahiyyat adalah dialog antara Rasulullah SAW dengan Allah SWT ketika peristiwa Isra Mi'raj di Sidratul Muntaha. Berikut mediajabodetabek.com telah merangkum penjelasan tentang attahiyyat.

Singkat cerita, pada malam Isra Mi'raj Jibril AS mengantarkan Rasulullah SAW naik ke Sidratul Muntaha. Akan tetapi karena Jibril AS tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril AS mengatakan kepada Rasulullah SAW untuk melanjutkan perjalanan nya sendiri tanpa dirinya.

Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana Allah SWT hingga tiba di Arsy. Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kali Nabi Muhammad SAW berhadapan dan berbincang secara langsung dengan Allah Azza wa Jalla.

Baca Juga: Hari Ini Masih Ganjil Genap? Cek Gage 24 Januari 2022 Hingga 30 Januari 2022, Masih Berlaku di 13 Titik Ini

Percakapan antara Nabi Muhammad Rasulullah SAW dengan Allah SWT, Rasulullah SAW mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah Swt dan mengucapkan "Attahiyyatul mubarokaatush shalawatut thayyibaatulillah," artinya Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah".

Kemudian Allah SWT menjawab "Assalamu'alaika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh," artinya segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya.

Mendapatkan jawaban seperti itu, Rasulullah SAW tidak merasa jumawa atau besar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya.

Rasul menjawab dengan ucapan "Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibadillahish shalihiin, " artinya semoga perlindungan dan pemeliharaan yang diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih.

Baca Juga: Indosat dan Tri Bagi-bagi Kuota TikTok 10 GB Gratis, Begini Cara Ubah Jadi Kuota Utama

Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi, itu adalah percakapan Sang Khaliq dan hamba-Nya. Sang Pencipta dan ciptaan-Nya dan Rasul saling menghormati, menghargai satu sama lain, dan Rasulullah SAW mencintai kita sebagai umatnya terbukti dari Rasul yang tidak lupa dengan umatnya ketika beliau di hadapan Allah SWT.

Melihat peristiwa tersebut, para Malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha bergetar dan terkagum kagum betapa Rahman dan Rahimnya Allah SWT, betapa mulianya Nabi Muhammad SAW.

Kemudian para Malaikat-pun mengucap dgn penuh keyakinan "Asyhadu Allaa ilaaha illallah, wa asy hadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu" artinya kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah.

Maka, rangkaian percakapan dalam peristiwa tersebut menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi Tahiyat Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.

Mungkin sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makna kalimat dalam bacaan ini, Semoga dengan penjelasan singkat tersebut kita dapat lebih meresapi makna dalam sholat kita.***

Editor: Eria Winda Wahdania

Sumber: Kitab Qissotul Mi'raj

Tags

Terkini

Terpopuler