MEDIA JABODETABEK - Perayaan Cap Go Meh merupakan perayaan besar kaum Tionghoa pasca Tahun Baru Imlek, yakni tanggal 15 dalam penanggalan kalender CHina.
Perayaan ini telah berlangsung beberapa abad silam, sejak Dinasti Han (06 SM-221 M) dan Dinasti Tang (618-907 M) di daratan Tiongkok.
Hal ini juga terus menerus dirayakan oleh kaum Tionghoa Indonesia, namun memberikan banyak gejolak pergolakan dan catatan berdarah dalam keberlangsungannya.
Baca Juga: Segores Cerita Tentang Lontong Cap Go Meh, Awal Pluralitas Khazanah Makanan Nusantara
Sejak tragedi Gerakan Satu Oktober (Gestok) 1965 meletus, kaum Tionghoa Indonesia mengalami restriksi yang cukup berkepanjangan selama rezim Orde Baru berkuasa di tahun 1967.
Stigmatisasi dilakukan oleh Soeharto yang kala itu memimpin rezim Orde Baru selama 32 tahun kekuasaannya.
Kaum Tionghoa dianggap berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang memiliki latar belakang Negara Sosialis.
Baca Juga: Sepintas Mengingat Tentang Perayaan Cap Go Meh
Sebagai seorang Presiden kala itu, Soeharto melarang kegiatan Imlek, termasuk perayaan Cap Go Meh di muka umum.
Artikel Rekomendasi