Dampak Penyiaran Televisi jadi Perhatian Khusus Unhas dan KPI

27 April 2021, 21:59 WIB
Ilustrasi seorang anak sedang menonton siaran televisi /Pixabay/ Vidmir Raic

MEDIA JABODETABEK- Tayangan televis belakangan menjadi sorotan banyak pihak karena memiliki dampak yang luar biasa terhadap kebiasaan kehidupan masyarakat.

Karena hal itulah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makasar membahas sebuah riset terhadap dampak penyiaran televisi bagi masyarakat.

Dilansir dari Antara, Ketua LP2M Unhas Prof Dr Andi Alimuddin Unde menyatakan bahwa materi kesiapan komitmen Unhas dalam menyukseskan riset.

Baca Juga: Tim DVI RS Polri Kramat Jati Dikerahkan Untuk Identifikasi Jenazah ABK KRI Nanggala 402

"Ini telah menjadi perhatian khusus, sehingga Unhas memiliki tanggung jawab moral mendorong peningkatan sumber daya manusia dalam upaya memberikan perbaikan pada siaran televisi," jelas Prof Alimuddin di makasar Selasa 27 April 2021.

Prof Alimuddin juga menyampaikan bahwa Unhas sebagai sebuah Humaniversity memiliki kepedulian terhadap masyarakat.

Selain itu Unhas juga memiliki komitmen yang tinggi terhadap kegiatan ini, dan hingga saat ini kerjasama antara Unhas dengan KPI telah berjalan selama tujuh tahun.

Baca Juga: Gempa di Sukabumi Terasa Hingga ke Jakarta dan Bandung

Sementara itu Komisioner KPI Pusat Dr Aswar Hasan menjelaskan tujuan serta manfaat riset indeks kualitas program siaran televisi untuk mengatasi permasalahan dalam siaran televise.

"Riset ini diharapkan sebagai sumbangsih strategis yakni untuk menghilangkan atau meminimalisir ketergantungan penyiaran terhadap rating yang tinggi," ujarnya.

"Artinya siaran yang baik tidak dilihat dari seberapa banyak ditonton, tetapi sejauh mana siaran tersebut memberikan manfaat," sambung Dr Aswar.

Baca Juga: Program Vaksinasi di Indonesia telah Mencapai 11.844.579 orang

Ia Juga menyebut bahwa kegiatan yang saat ini tengah dilakukan menjadi sebuah program strategis KPI pusat yang melibatkan 12 perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.***

Editor: Naja Nuroni

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler