Kapan Hari Perdamaian Sedunia dan Bagaimana Sejarah Hari Perdamaian Internasional? Begini Ulasannya

- 20 September 2022, 14:35 WIB
Ilustrasi|Kapan Hari Perdamaian Sedunia dan Bagaimana Sejarah Hari Perdamaian Internasional? Begini Ulasannya
Ilustrasi|Kapan Hari Perdamaian Sedunia dan Bagaimana Sejarah Hari Perdamaian Internasional? Begini Ulasannya /Pixabay/

Sebagian besar masyarakat telah hidup dengan damai kala itu dan kemungkinan kecil untuk mati dalam perang di dunia.

Karena sejak pembentukan PBB pemerintah negara tidak diperbolehkan untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain.

Baca Juga: Berita Kecelakaan Hari Ini: Truk Terperosok ke Pinggir Tol Jagorawi Diduga karena Supir Mengantuk

Namun, untuk membela diri atau telah diberi wewenang oleh dewan keamanan PBB maka hal itu masih diperbolehkan.

Negara-negara anggota PBB juga berkeyakinan perdamaian tidak akan tercipta jika langkah-langkah unutk mencapai pemerataan pembangunan ekonomi dan sosial tidak dilakukan serta hak setiap orang tidak mendapat perlindungan dan menjadikan hak asasi manusia merupakan hak semua orang.

Untuk itu perlu diaplikasikan mengenai langkah-langkah pembangunan berkelanjutan yang mencakup isu kemiskinan, kelaparan, pendidikan, perubahan iklim, persamaan gender, persedian air, sanitasi, energi, lingkungan, dan keadilan sosial.

Baca Juga: Kata-kata Bijak Hari Perdamaian Sedunia Cocok untuk Caption Medsos: Damai Berasal dari Dalam Diri Sendir

Nah itulah ulasan untuk jawaban tentang pertanyaan kapan Hari Perdamaian Sedunia dan bagaimana sejarah Hari Perdamaian Internasional?

Yang inti jawabannya adalah Hari Perdamaian Internasional akan jatuh pada 21 September 2022 dengan tema 'Akhiri Rasisme. Bangun Perdamaian'.

Yang sejarah dari tema 'Akhiri Rasisme. Bangun Perdamaian' ialah untuk memperkuat perdamaian dengan mematuhi aturan 24 jam non-kekerasan dan non-genjatan senjata, sebab rasisme terus meracuni institusi, struktur sosial, hingga kehidupan masyarakat, ini mendorong ketidaksetaraan dalam masyarakat yang dapat mengacaukan masyarakat, merusak demokrasi, dan mengikis legitimasi pemerintah.***

Halaman:

Editor: Eria Winda Wahdania


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah