Presidensi G20 di Indonesia Diharapkan Bisa Memajukan Transisi Energi Global

- 12 Mei 2022, 20:43 WIB
Presidensi G20 di Indonesia Diharapkan Bisa Memajukan Transisi Energi Global.
Presidensi G20 di Indonesia Diharapkan Bisa Memajukan Transisi Energi Global. /Dok. G20/

MEDIA JABODETABEK – Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia Maudy Ayunda menyatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat meraih kesepakatan dalam memajukan dan mengokohkan transisi energi global yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

“Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia. Kita semua pasti merasakan dampak dari isu ini, di mana suhu bumi semakin memanas setiap tahunnya. Studi terbaru menyebutkan suhu tahunan bumi diperkirakan naik hingga 1,5 derajat Celcius selama lima tahun ke depan,” kata Maudy dalam pernyataannya pada Kamis.

Maudy menjelaskan, sektor energi adalah elemen perubahan iklim paling dominan yang menyokong hampir 90 persen dari emisi CO2 secara global.

Baca Juga: Jadwal Trans TV Besok, 13 Mei 2022: Ada Film The Lord of The Rings: The Two Towers Tayang di Bioskop Trans TV

Pergerakan manusia berdampak lebih banyak pada kerusakan atmosfer, laut, kriosfer dan biosfer, sehingga menyebabkan kerugian dan kerusakan alam permanen di muka bumi.

“WHO juga telah menyebutkan perubahan iklim ancaman terbesar kesehatan global di abad 21. Munculnya banyak penyakit baru sampai menyebabkan pandemi di seluruh dunia termasuk Indonesia adalah salah satu dampak nyata ancaman perubahan iklim ini,” tutur Maudy.

Oleh karena itu, menurut Maudy, ancaman serius itu harus segera ditanggulangi bersama dalam Presidensi G20 Indonesia.

Baca Juga: Penulis Thread KKN di Desa Penari Terkejut Ceritanya Bisa Viral, SimpleMan: Saya Enggak Pernah Berharap..

Secara umum, katanya, ada tiga masalah transisi energi yang dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia.

Pertama, energy accessibility atau akses energi yang terjangkau, berkelanjutan dan dapat diandalkan.

Tujuannya agar memperkuat kerja sama internasional dalam mempermudah akses ke penelitian dan teknologi bersih antara lain energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi bahan bakar fosil yang maju dan lebih bersih, serta memajukan investasi dalam infrastruktur energi dan teknologi energi bersih.

Baca Juga: Inilah 5 Tempat di Dunia yang Penduduknya Berumur Panjang

“Hal ini juga mendorong pencapaian target sustainable development nomor 7 yang batas waktunya hingga 2030,” lanjut Maudy.

Kedua, smart and clean energy technology, yakni memacu penerapan teknologi pintar dan bersih, baik dalam konteks efisiensi energi, pengurangan emisi, maupun pengembangan energi terbarukan.

Ketiga, advancing energy financing, yakni anggaran untuk membantu dua poin sebelumnya.

Maudy menyampaikan, bagan dan mekanisme anggaran harus dikembangkan dan menghilangkan berbagai hambatan dengan melaksanakan kolaborasi semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun filantropi dengan konsep bisnis atau public-private partnership yang inovatif.

Baca Juga: Tanggal 13 Mei 2022 Hari Apa? Memperingati Hari Apa? Simak Penjelasan Lengkapnya Berikut Ini

Menurut Maudy, transisi energi berkelanjutan mempunyai tingkat kepentingan yang sangat tinggi sehingga harus menjadi perhatian semua pihak. Masyarakat pun dapat turut andil untuk terlibat langsung dalam mendorong hal tersebut.

“Aktivitas sederhana yang secara perlahan bisa kita transisikan adalah penggunaan transportasi umum untuk mengurangi energi gas buang,” saran Maudy.

Selain itu, kata Maudy, penggunaan kendaraan listrik juga menjadi salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan implementasi transisi energi berkelanjutan atau energi hijau.

“Para pembuat kebijakan di G20 ini bahkan sudah menerapkannya selama gelaran G20. Mobilisasi mereka dilakukan menggunakan kendaraan listrik yang ramah lingkungan,” tutur Maudy. ***

 

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini