Network
MEDIA JABODETABEK - Jamal Ahmad Khashoggi, sebuah nama yang tidak asing di dunia jurnalisme internasional. Tidak menutup kemungkinan jika namanya turut mencuat ke khalayak publik karena pembunuhan atas dirinya pada 2 Oktober 2018 silam. Ia merupakan seorang jurnalis veteran Arab Saudi sekaligus Kolumnis di Washington Post.
Kasus Jamal Khashoggi bermula di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Kejadian tersebut melibatkan banyak pihak seperti Turki, Arab Saudi, dan Amerika Serikat.
Sebelum aksi pembunuhan yang dilancarkan padanya, di hari yang sama ia ditahan oleh konsulat Arab Saudi.
Baca Juga: UEA Dukung Pernyataan Sikap Saudi atas Laporan AS Tentang Pembunuhan Jamal Khashoggi
Seperti yang dikutip Media Jabodetabek dari Dailysabah.com, sejumlah pejabat Turki mempercayai jika terjadi penyiksaan yang cukup brutal selama beberapa hari sebelum kematiannya. Pembunuhan atas dirinya dilakukan oleh 15 orang yang diberangkatkan dari Arab Saudi.
Pria kelahiran Madinah, 13 Oktober 1958 ini juga dikenal masyarakat karena kontribusinya untuk Al Watan sebuah kolom media bagi kalangan progresif Arab Saudi.
Selain itu ia juga berteman dengan Osama Bin Laden selama para Mujahidin memerangi Uni Soviet pada periode 80-an hingga 90-an.
Disinyalir ia ikut serta bersama intelijen Arab Saudi dan Badan Intelijen Pusat (CIA) sebelum pembangkangannya dengan Arab Saudi.
Artikel Rekomendasi