Baca Juga: Xi Jinping Marah dan Ancam Mulai 'Perang Dingin Baru'
Benjamin Netanyahu menganggap sanksi yang diberikan dalam JCPOA terlalu ringan. Selain itu, ia juga memperingatkan negara lain atas kemungkinan pengembangan nuklir Iran setelah perjanjian ini kedaluawarsa.
Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS yang baru saja disahkan Senat AS, pekan lalu mengatakan AS masih dalam 'perjalanan yang panjang' sebelum memutuskan hal itu.
AS belum tentu kembali mengikuti JCPOA dan akan memantau terlebih dahulu apa yang dilakukan Iran agar kesepakatan baru terkait pengembangan nuklir bisa tercapai.
Pasca keluarnya AS dari JCPOA, Iran diam-diam melanggar batas-batas yang disetujui dalam pakta bersama itu.
Mereka juga membangun gudang uranium, memperkaya kandungannya hingga ke level kemurnian yang tertinggi dan memasang pemutar.
Baca Juga: Cuaca Ekstreme Hujan Es dan Banjir Diperkirakan Melanda Amerika Serikat
Padahal, langkah-langkah tersebut telah dilarang dalam JCPOA. Namun, Iran seolah menganggap kesepakatan itu tak banyak berguna jika tidak diikuti oleh AS.
Letnan Jenderal Aviv Kohavi mengatakan tindakan-tindakan Iran itu, yang disangkal untuk membuat senjata nuklir, menunjukkan bahwa mereka memutuskan untuk tetap maju dengan pengembangan nuklirnya.
"Dalam analisis fundamental yang singkat ini, saya telah menginstruksikan Israel Defense Forces (IDF) untuk mempersiapkan sejumlah pasukan untuk rencana operasional, sebagai tambahan atas rencana yang telah dijalankan," kata Aviv.
Artikel Rekomendasi