Sebuah Rumah Sakit di Jerman Dikarantina, Terindikasi Tertular Varian Baru Virus Corona

- 26 Januari 2021, 06:00 WIB
ilustrasi virus corona varian baru
ilustrasi virus corona varian baru /Pixabay/geralt.

Varian-varian tersebut, yang mencakup mutasi atau perubahan pada bagian-bagian virus corona penyebab COVID-19 yang menurut para ahli menjadikannya lebih menular, terdeteksi di banyak negara di Eropa dan sepertinya akan terus bertambah, menurut penilaian risiko ECDC.

"Kami saat ini menyaksikan situasi epidemiologi yang memburuk di sejumlah daerah, di mana varian virus SARS-CoV-2 yang mudah menular menjadi terbukti," kata Direktur ECDC Andrea Ammon melalui siaran persnya.

Ditambahkannya peningkatan jumlah infeksi akan menyebabkan tingkat pasien rawat inap dan kematian di segala kelompok usia lebih tinggi.

Penilaian itu menyebutkan bahwa negara-negara anggota Uni Eropa "sebaiknya mempersiapkan sistem perawatan kesehatan mereka mengantisipasi lonjakan permintaan (layanan, red)."

Inggris dan sejumlah negara Uni Eropa telah menutup atau sedang mempertimbangkan menutup perbatasan dengan negara-negara lain dalam upaya membatasi penyebaran varian COVID-19 yang lebih menular.

Namun, Komisi Eropa berpendapat bahwa penutupan semacam itu dapat membahayakan pasar tunggal Uni Eropa.

ECDC mengimbau perjalanan nonesensial tidak dilakukan dan mendesak pemerintah Eropa agar mempercepat laju vaksinasi COVID-19 pada kelompok-kelompok berisiko tinggi, seperti kaum lansia dan petugas medis.

Ammon menambahkan bahwa perpaduan penjagaan jarak fisik, peningkatan pengawasan, kelanjutan pengambilan sampel, pelacakan kontak yang ketat serta karantina juga diperlukan agar pencegahan penyebaran varian baru COVID-19 efektif.***( Shira Ade/IndoBali News)

Halaman:

Editor: Naja Nuroni

Sumber: indobalinews


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x