7 Puisi Terbaik Hari Ayah Nasional 2022, Cocok Dijadikan Referensi Lomba atau Ungkapan Cinta Untuk Ayah

- 6 November 2022, 19:23 WIB
Ilustrasi Puisi, Puisi Hari Ayah Nasional 12 November 2022, Cocok Dijadikan Referensi Lomba atau Ungkapan Cinta Untuk Ayah
Ilustrasi Puisi, Puisi Hari Ayah Nasional 12 November 2022, Cocok Dijadikan Referensi Lomba atau Ungkapan Cinta Untuk Ayah /Pixabay.com/Katzenfee50

MEDIA JABODETABEK - Berikut kumpulan puisi Hari Ayah Nasional 12 November 2022 paling cocok untuk dijadikan referensi lomba atau ungkapan cinta.

Puisi Hari Ayah Nasional 12 November 2022 ini sangat menyentuh hati bagi siapapun yang ingin menyiapkan kado spesial untuk Ayah.

Jelang peringatan Hari Ayah Nasional 12 November 2022 kado spesial bisa berupa barang atau suatu tindakan yang paling berkesan untuk Ayah sebaiknya segera disiapkan.

Kado spesial yang bisa kamu berikan pada Hari Ayah Nasional salah satunya adalah puisi yang ditulis bersamaan dengan kartu ucapan sebagai pelengkap kado.

Baca Juga: Terupdate! Inilah Link dan Cara Beli Tiket DWP 2022: Menghadirkan Nervo, Dipha Barus hingga Beauz

Adapun contoh puisi Hari Ayah Nasional 12 November 2022, seperti yang Mediajabodetabek.com kutip dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:

1. Rindu Untuk Ayah

Karya: Rayhandi

Malam ini tanpa bintang di langit
Hanya hitam yang bertasbih disana
Sama seperti hatiku yang sedang hitam
Gersang tanpa hangat pelukan ayah.

Angin masih datang dengan cara sama
Memanjat setiap pucuk ranting hingga ulu hati
Aku di sini beku bagai pucat tanpa warna
Di sini aku masih merindukan sosokmu ayah.

Ayah aku sangat merinduimu
Merindukanmu dengan cara diam bisu kata
Ayah engkau teramat jauh di mata
Untuk menyentuhmu saja aku harus melihat langit.

Doa kukirim untuk rasa rindu ini
Kujadikan ia penawar segala rasa asa
Kugenggam ia hingga putih
Ayah masihkah kau disana?

Ayah malam ini kukirim sepucuk rindu
Rindu yang telah uban kusimpan di laci hati
Kutitip ia pada angin malam yang beku
Semoga pucuk rinduku sampai di jasadmu.

Baca Juga: 7 November 2022 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Wayang Nasional, Bagaimana Sejarahnya? Simak Selengkapnya

2. Bait Sajak untuk Ayah

Karya: Novi Aqila

Ayah...
Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku
Menuju lembah tinggi kedamaian
Dekapanmu telah meredam amarahku
Tak kuasa tangisku berderai
Kala ku ingat kata bijakmu
Kau jaga aku

Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku
Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu

Seakan tak pernah lelah kau
hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu

Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan
Pada Dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati
Untukmu, ayah. Terima kasih.

Baca Juga: 25 November 2022 Memperingati Apa? Ada Hari Guru hingga Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

3. Untukmu Ayahku

Karya: Dina Sekar Ayu

Di keheningan malam
Datang secercah harapan
Untuk menyambut jiwamu datang
Sebercik harapan agar kau kembali pulang
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan

Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata
Tapi apalah daya

Semua harapan hilanglah sirna
Karena kau telah tiada
Ayahku tercinta.

4. Rindu

Karya Lilik Sutiani

Kepadamu yang jauh di sana
Kutitipkan rindu pada langit senja
Yang seteduh kasih sayangmu
Kasih sayang yang kau berikan padaku
Kutitipkan rindu kepada angin
Yang berhembus menelusuri malam
Kuberharap, kau merasakan rindu yang sama
Rindu yang selalu ada dalam lubuk hatiku
Rindu
Rindu yang tak pernah berujung padamu
Dalam rindu yang menjerat
Betapa hati ini terpikat
Membiusku dengan tutur lembut suara dalam tiap sapa
Rinduku telah menusuk hati

Relung hati yang paling dalam
Sampaikan senandung rinduku
Pada dua insan yang jauh di sana
Dua insan yang sudah mulai menua
Selalu kuingat masa kecilku
Masa kecil yang begitu indah
Kau timang dan kau manjakanku
Kau turuti segala yang menjadi keinginanku
Kau curahkan semua kasih sayangmu untukku
Kini aku berada jauh darimu
Untuk menunaikan kewajibanku
Kewajiban sebagai seorang istri dan seorang ibu
Namun aku yakin doa baikmu
Selalu menyertai setiap langkah langkahku
Ayah-ibu aku rindu

Baca Juga: Sempat Viral Bus Transjakarta Menerobos Palang Pintu Kereta di Halimun, Begini Tanggapan Pihak Transjakarta

5. Pandemi

Karya Humairoh

Seperti malam kemarin,
Angin pun enggan menyapa dedauan
Ia hanya tengadah ke langit
melihat bintang yang sesekali mencari perhatian mendung.
Sementara dipuncak gelap

Seekor kelelawar mengendap
Menebar dingin.
Di sebuah ruang putih rumah sakit,
Seorang laki-laki tampak layu
Menatap foto pada layar ponsel
Sejenak kerinduan itu menyelinap
membawanya ke dalam sepi yang pekat.
udara dingin mengetuk celah jendela kaca
dengan jemarinya yang lembut, meliuk dan merayu
sampai kemudian ia terlontar menghantam tiang kayu
sebab jerit detik jam tepat angka dua belas.
Tergesa-gesa laki-laki itu tutup ponselnya.
“Maaf nak, ayah belum bisa pulang
sebab nyanyian kematian belum reda
genderang masih bertabuh
masih ada yang harus diantar kepekuburan esok pagi”.

6. Lelaki-Ku

Karya Lya Wahyuningsih

Ayah,
Sosok yang selalu kubangga dan kupuja
Kau begitu gagah, kuat, dan perkasa
Menopang segala bentuk tanggung jawab keluarga
Engkau lah lelakiku, ayah
Kebanggaanku

Kau selalu menjaga dan melengkapi setiap apa yang kuperlu
Tak sekalipun kau membiarkan kuterjatuh
Tak sekalipun kau mengajarkan kurapuh
Tak sekalipun kau membuatku pilu
Kau beri hal terindah dan terbaik untuk keluargamu
Kau rela bercucur keringat untuk menafkahi anak-anakmu
Ayah, kau tahu

Aku sangat mencitaimu
Terima kasih telah membimbingku menjadi perempuan hebat
Terima kasih telah mengajarkanku pondasi agama yang kuat
Terima kasih untuk setiap lelah dan keringat yang tak sempat aku usap
Terima kasih telah menciptakan masa kecilku teramat bahagia sangat
Aku bangga memiliki sosok lelaki hebat
Engkau, Ayahku.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Fungsi Otak Agar Tetap Sehat Meski Usia Terus Bertambah

7. Untukmu Ayahku

Karya: Dina Sekar Ayu

Di keheningan malam..
Datang secercah harapan…
Untuk menyambut jiwamu datang…
Sebercik harapan agar kau kembali pulang..

Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan…
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata…
Tapi apalah daya..

Semua harapan hilanglah sirna..
Karena kau telah tiada..
Ayahku tercinta..

5. Yang Berjiwa Tegar
oleh Kurnia Habibah

Bagiku
Engkau penawar sesal di arena luas
Memberi dengan cinta

Hidup untuk kami
Berjuang untuk keluarga
Selalu terpatri dalam hati

Perjuanganmu yang penuh arti
Bangga diri ini dititipkan padamu ayah
Senyummu di hadapan kami

Merubah segala payah
Terimakasih ayah
Akan ku jaga kebanggaanmu padaku

Hingga tiba saat anakmu tumbuh dewasa
Engkau berbesar hati melepasnya
Menjadi bagian dari diri yang lain.***

Editor: Eria Winda Wahdania


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x