Mengapa Coklat Identik dengan Valentine's Day dan 14 Februari? Ini Sejarah dan Asal Usulnya

28 Januari 2022, 14:33 WIB
Ilustrasi mengapa coklat identik dengan hari Valentine 14 Februari. /Pixabay.com/

MEDIA JABODETABEK - Februari disebut sebagai bulan kasih sayang karena adanya perayaan Valentine's Day atau Hari Valentine.

Valentine dirayakan setiap tahunnya, pada tahun ini hari kasih sayang tersebut jatuh pada hari Senin, 14 Februari 2022.  

Bulan Februari menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian orang, terutama bagi mereka yang telah mempunyai pasangan.

Setiap negara mempunyai beberapa perbedaan untuk merayakan hari kasih sayang. Perayakan biasanya diperingati dengan memberi hadiah kepada pasangannya seperti coklat, bunga, atau kartu ucapan.

Baca Juga: Update Ganjil Genap Kota Bogor Hari Sabtu Sampai Minggu, 29 - 30 Januari 2022: Cek Aturan Terbarunya Disini

Perayaan Valentine pada umumnya adalah pria menjadi pihak yang mengekspresikan perasaan untuk perempuan dengan memberikan bingkisan coklat.

Namun di Jepang perayaan yang terjadi adalah sebaliknya, yakni hari dimana perempuan dapat mengungkapkan perasaannya kepada pria dengan cara memberikan permen atau cokelat.

Alasan dari tradisi yang sudah mengakar di masyarakat Jepang tersebut dimulai dari sebuah perusahaan cokelat terkenal di Jepang, yang mempopulerkan cara merayakan Valentine seperti saat ini.

Perusahaan tersebut bertujuan untuk membuat sebuah konsep pemasaran sebagai upaya untuk  meningkatkan penjualan permen cokelat.

Baca Juga: Bocoran Cerita Ikatan Cinta Terbaru Hari Ini 28 Januari 2022 Full: Al Mengkhawatirkan Mama Rosa

Strategi pemasaran tersebut sangat efektif dan terus berlangsung hingga saat ini, yakni perempuanlah yang memberikan cokelat pada pria saat Valentine's Day.

Untuk diberikan sebagai hadiah, coklat biasanya dikemas dalam kotak yang didekorasi dengan pita berhiaskan bungan-bunga berlambang cinta.

Lantas, mengapa coklat selalu dikait-kaitkan dengan Valentine's Day? berikut Mediajabodetabek.com telah merangkum dari berbagai sumber mengenai hal tersebut.

Coklat bagi suku Maya dan Aztec dizaman dahulu menganggap bahwa makanan tersebut sebagai barang mewah dan diperuntukkan bagi suku elit.

Baca Juga: Usai Diterpa Isu Bullying Hingga Bikin Heboh, Agensi Mengumumkan APRIL Resmi Bubar

Coklat merupakan simbol kasih sayang, kenyamanan, dan sensualitas, serta memiliki manfaat bagi kesehatan.

Maka dari itu, seiring berjalannya waktu yakni sekitar tahun 1600 coklat mulai menyebar ke wilayah eropa. Hanya saja, pada saat itu coklat masih belum dikaitkan dengan perayaan valentine.

Mulai pada tahun 1840 gagasan mengenai valentine sebagai libur untuk merayakan kasih sayang mulai dilakukan oleh berbagai negara di wilayah Eropa.

Kemudian, datang Richard Cadburry yang merupakan seorang keturunan keluarga produsen cokelat di Inggris dan bertanggung jawab atas penjualan cokelat.

Baca Juga: Rekomendasi Villa Terbaik di daerah Gili Trawangan, Lombok Yang Bisa Anda Tempati Ketika Berlibur

Sama halnya dengan asal mula kenapa perempuan di Jepang yang memberikan coklat kepada laki-laki sebagai bentuk ungkapan kasih sayang, ternyata Cadburry  melalui coklat juga untuk melakukan upaya untuk meningkatkan penjualan, Richard Cadburry melakukan inovasi pada produk cokelat yang dijualnya. 

Dia juga menambahkan mentega pada biji kakao untuk menghasilkan rasa cokelat yang lebih enak.

Dari inovasi tersebut, Cadburry secara tidak sengaja menghasilkan varian cokelat baru yang disebut dengan dark chocolate.  

Menyadari akan adanya peluang bisnis, Cadburry mulai menjual varian cokelat yang dikemas menggunakan kotak yang dihias sedemikian rupan agar terlihat cantik.

Baca Juga: 5 Lagu Indonesia Romantis Tentang Cinta Cocok untuk Rayakan Hari Valentine Lengkap Dengan Liriknya

Dia menaruh gambar Cupid yakni dewa dalam mitologi Yunani yang digambarkan sebagai anak kecil bertubuh sintal bersayap putih sambil memegang busur dan anak panah.

Tak ketinggalan bunga mawar di atas kotak yang berisi cokelat berbentuk hati. Dari situlah muncul gagasan bahwa cokelat adalah hadiah terbaik untuk Valentine.

Kemudian berlanjut ke era Victoria, coklat sudah menjadi simbol kasih sayang yang dipopulerkan oleh para remaja laki-laki menggunakan cokelat untuk mendekati perempuan.

Memberi sekotak cokelat untuk perempuan adalah cara pria memperlihatkan kasih sayangnya pada era victoria.

Baca Juga: Seminar Branding Fundamental: Pentingnya Branding Untuk UMKM

Namun, anggapan terhadap coklat pada era tersebut menjadi berubah, masyarakat mengibaratkan coklat dengan hubungan dan seks, serta buku etiket pada masa itu mengingatkan kepada perempuan lajang untuk tidak menerima cokelat dari laki-laki tidak dikenal.

Dan sebaliknya, jika Perempuan memberi cokelat kepada laki-laki pada masa itu juga dianggap tabu. Seiring waktu, kesan terhadap cokelat yang tabu mulai menghilang.

Di Eropa, budaya memberikan cokelat pada Valentine's Day juga mulai merambah ke seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Milennial Wajib tahu! Berikut 15 Tips Ngatur Duit Ala Raditya Dika

Jadi, bisa simpulkan bahwa coklat dipopulerkan oleh perusahaan produksi coklat sebagai upaya untuk meningkatkan produk penjualan.

Faktanya, Hari Valentine sebenarnya adalah sebuah peringatan yang ditujukkan untuk menghormati martir Katolik bernama Valentine dan bukanlah hari kasih sayang, melainkan simbol penghormatan.*** 

Editor: Nurul Fitriana

Tags

Terkini

Terpopuler