MEDIA JABODETABEK- Rasa lapar yang dirasakan saat menjalani ibdadah puasa memang keadaan yang wajar terjadi, walaupun kita telah menyiapkan diri dengan sahur terlebih dahulu.
Bahkan hanya butuh waktu 2 hingga 4 jam paska sahur, tubuh akan merasakan lapar kembali, kenapa ini bisa terjadi?
Dilansir dari Antara, dr. Tirta Prawira, seorang dokter spesialis gizi klinik menjelaskan bahwa keadaan tersebut wajar terjadi pada orang yangs edang berpuasa.
Baca Juga: 5 Cara Ngabuburit di Rumah Selama Pandemi COVID-19 dan Cuaca Buruk
Menurutnya, rasa lapar yang mulai muncul setelah kuarng lebih 2 hingga 4 jam setelah sahur, disebabkan karena makanan ada dalam tubuh mulai berkurang atau bahkan habis, sehingga insulin dalam tubuh turun.
Dalam posesnya ada hormon yang kemudian melaporkan kejadian kosongnya makanan dalam perut tersebut ke otak, dan otak meresponnya dengan mengeluarkan peringatan yaitu rasa lapar.
Sebagai bentuk respon setelah empat jam ini, tubuh mengeluarkan cadangan berupa glikogen yang biasanya tersimpan dalam tubuh tergantung jenis dan kuantitas makanan Anda.
Baca Juga: 5 Obat Herbal untuk Atasi Asam Lambung Selama Bulan Ramadhan
"Saat sahur, 2-4 jam kemudian merasa lapar. Ini penanda makanan habis, insulin turun lagi. Ada hormon yang memberitahu otak bahwa lambung sudah kosong dan menuntut untuk diisi. Setelah 4 jam responnya, mengeluarkan cadangan yakni glikogen.”
“Cadangan ini biasanya habis dalam 12 jam, setelah itu glukagon berkerja mencari dan memecahkan cadangan energi dari sumber lainnya dan paling banyak sekali dalam tubuh adalah lemak," tutur Tirta dalam sebuah diskusi awam belum lama ini. Seperti dikutp mediajabodetabek.com dari Antara
Sepuluh jam setelah menjalankan puasa, lemak yang ada dalam tubuh mulai dipecah sehingga kadarnya akan mulai meningkat dan dua jam kemudian puasa telah mencapai titik tertingginya.
Baca Juga: 6 Kunci untuk Jalani Hidup Seimbang Selama Ramadhan
Inilah alasan mengapa ada periode lapar dan kemudian normal kembali, dan menjadi lebih baik setelah mendekati waktu berbuka puasa.
"Karena setelah 12 jam asam lemak yang menjadi pecahan sumber energi mulai mencapai puncak sehingga energi lagi bagus-bagusnya makannya segar lagi," kata Tirta.
Menurut dr. Tirta berpuasa diyakini dapat mengobati resistensi insulin menjadi snsitif kembali, sehingga proses metabolisme dalam tubuh menjadi lebih baik.
Baca Juga: Cara Praktis Siapkan Bumbu Masak Gak Pake Ribet dan Tahan Lama Saat Ramadhan
Sementara dikatakan dr. Tirta, Insulin yang resisten merupakan masalah dan menjadi penyebab terjadinya peradangan dalam tubuh.
"Berpuasa juga merupakan salah satu modalitas yang kita pakai untuk mengatasi masalah-masalah inflamasi dan lainnya.”
Pemain penting dalam tubuh yang menjadi penyebab berbagai faktor inflamasi yakni insulin dan ladar gula darah. Keduanya back to back, ketika gula darah naik insulin juga akan naik," ujar dr. Tirta.