MEDIA JABODETABEK – Demi melindungi para remaja dari konten challenge dan hoaks berbahaya, aplikasi video musik singkat TikTok kini meluncurkan proyek global.
Proyek tersebut berkolaborasi bersama para ahli telah mengeluarkan hasil studi serta mengulas kebijakan untuk keselamatan para remaja di Tiktok. Tiktok pun turut melibatkan 10 ribu remaja, guru dan orang tua dari beberapa negara seperti Argentina, Inggris, Meksiko, Brazil, Amerika Serikat, Indonesia, serta beberapa negara lain.
Hal tersebut dikarenakan beberapa challenge pada aplikasi TikTok terkadang memberi berita hoaks dan tidak benar. Sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap nyawa dan mental para remaja.
Baca Juga: CEK FAKTA: Seleb Tiktok Cantik Dimakan Buaya, Begini Penjelasannya
Dikutip mediajabodetabek.com dari ANTARA, sesuai studi yang disusun oleh Dr Zoe Hilton, Dr. Richard Graham yang merupakan seorang psikiater klinis anak, serta Dr. Gretchen Brion-Meisels yang juga merupakan seorang ilmuwan perilaku, mereka mengatakan bahwa sebanyak 54 persen pengguna tiktok menganggap video yang ditampilkan di tiktok terbilang menyenangkan, 27 persen menganggap beresiko tetapi masih aman, 14 persen beranggapan berbahaya, seta 3 persen menganggap sangat beresiko.
Namun ternyata sebagian tak langsung menggunakan challenge tersebut. Ada beberapa cara yang dapat mereka lakukan, seperti melihat isi komentar, melihat video lain, serta membahasnya bersama teman-teman.
Hasil studi yang dibuat oleh Dr. Hilton pun memberikana tinjauan ulang kepada platform tiktok atas peningkatan kebijakan dari sektor keamanan.
Oleh karena itu, demi melindungi para remaja tiktok akan mulai menghapus peringatan-peringatan tentang hoaks yang membahayakan.
Artikel Rekomendasi