Sejarah Lubang Buaya, Begini Cerita tentang Sumur Maut Pahlawan Revolusi

- 16 September 2022, 16:15 WIB
Sejarah Lubang Buaya Begini Cerita Tentang Sumur Maut Pahlawan Revolusi.
Sejarah Lubang Buaya Begini Cerita Tentang Sumur Maut Pahlawan Revolusi. /cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Maka sejak itulah daerah tersebut dinamakan sebagai Lubang Buaya dan para warga yang ada di Lubang Buaya juga memanggil Pangeran Syarif sebagai Datok Banjir.

Mereka yakin sosok tersebut punya kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain salah satu alasannya karena dulu pasukan Belanda yang mau nguasain daerah sini tidak berhasil berkat doa yang dipanjatkan beliau.

Banyak yang mengira bahwa berkat doa yang dipanjatkan Datok Banjir membuat penglihatan pasukan Belanda saat melihat Lubang Buaya seperti lautan sampai akhirnya tidak jadi menyerbu kawasan Lubang Buaya.

Baca Juga: Para Mitra Shopee Seluruh Indonesia Adakan Demonstrasi ke Kantor Pusat Shopee

Namun, naasnya tempat itu malah menjadi tempat pembunuhan dan pembuangan 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD.

Pahlawan yang dibunuh dan dibuang di daerah Lubang Buaya adalah Letjen Ahmad Yani, Mayjen MT Haryono, Mayjen S. Parman, Mayjen R. Suprapto, Brigjen DI Pandjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Tendean.

Desa Lubang Buaya pada tahun 1965 tidak ramai seperti sekarang karena Jakarta Timur masih berupa kebun dan hutan.

Baca Juga: 7 Wisata Alam di Bangka Belitung yang Wajib Dikunjungi saat Berlibur, Destinasi Selain Pantai Laskar Pelangi

Saat itu di Jakarta Timur juga masih berupa hutan karet dan kondisinya masih sepi, sebab waktu itu hanya ada 13 rumah yang letaknya saling terpencar jauh.

Satu kawasan di Desa Lubang Buaya juga hanya ada tiga rumah dan satu sumur yang dinamakan sumur maut pahlawan revolusi.***

Halaman:

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini