DN Aidit merupakan anak yang mendapatkan pendidikan Belanda saat kecil dari ayahnya Abdullah Aidit.
Anak pertama dari pasangan Abdullah Aidit dan Mailan ini mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit.
Pria yang akrab dipanggil sebagai Amat oleh kerabat dekatnya tersebut berangkat dari Belitung ke Jakarta lalu pada tahun 1940 ia mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Cafe Estetik di Bandung, Nongkrong Asik Sambil Ngopi Cantik
Ia mengenyam pendidikan di Sekolah Dagang (Handelsschool) untuk belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda (yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia).
Ketika masih muda DN Aidit dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan pandai mengaji, tidak hanya itu dia juga mengikuti paham Marhaenisme Soekarno dan membiarkan partainya berkembang tanpa menunjukkan keinginan untuk merebut kekuasaan.
Dia diminta menjadi Sekjen PKI hingga Ketua karena dia selalu dukung terhadap Soekarno.
Namun, selama itu dia mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Lekra.
Setelah itu dia dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia pada kampanye Pemilu 1955.***
Artikel Rekomendasi