Monumen yang mempunyai wujud di atas sumur tempat para Pahlawan Revolusi dipendam pertama kali ini merupakan batu peringatan terhadap Tujuh Pahlawan Revolusi serta relief rangkaian cerita peristiwa sekitar G30S/PKI.
Tugu yang kini dipakai untuk lapangan upacara ini menjadi perencana dan tanggungjawab Saptono seorang tim pelaksana merupakan mahasiswa ASRI Jurusan Patung dipimpin Edhi Sunarso dan pelaksana landasan ialah Zeni Angkatan Darat pimpinan Kolonel II Kamaryani.
Patung-patung Pahlawan Revolusi terbuat dari perunggu setinggi kurang lebih 2,5 meter, relief dibuat setinggi 1,5 meter sepanjang 20 meter dengan bahan batu cor atau artificial stone lalu di tepi lubang sumur terdapat batu tulis berisi pernyataan tekad pejuang Pancasila.
Isi itu berbunyi, "Cita-cita perjuangan kami untuk menegakkan kemurnian Pancasila tidak rnungkin dipatahkan hanya dengan mengubur kami di dalam sumur ini, Lubang Buaya, 1 Oktober 1965".
Kemudian di Monumen Pahlawan G30 SPKI tersebut juga terdapat Museum Monumen Pancasila Sakti yang menyajikan 9 diorama.
Diorama tersebut mulai dari rapat persiapan pemberontakan sampai dengan tindak lanjut pelarangan PKI oleh pemerintah lalu ada tiga rumah bersejarah yang pernah digunakan oleh PKI.
Tiga rumah bersejarah itu merupakan rumah penyiksaan, rumah pos komando, dan dapur umum.
Untuk melengkapi koleksi yang ada, di Monumen Pancasila Sakti juga disajikan benda-benda bersejarah seperti pakaian-pakaian asli milik 7 Pahlawan Revolusi di ruang relik.
Artikel Rekomendasi