Pada saat itu, Syafii mengingatkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya gerakan Islam, gerakan tajdid (pembaru) dan dakwah amar makruf nahi munkar, namun juga gerakan ilmu.
Sejumlah tokoh dan pejabat negeri mengucapkan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Buya Syafii, di antaranya merupakan Presiden Joko Widodo.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Atas nama perintah, rakyat Indonesia, saya menyampaikan belasungkawa yang dalam atas berpulangnya Buya Syafii. Semoga segala amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT, diampuni kesalahannya dan segenap keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah,” kata Jokowi melalui akun Instagramnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat menjenguk Buya Syafii di Sleman dua bulan lalu saat Syafii baru pulang dari rumah sakit setelah perawatan selama beberapa hari.
Saat itu, Syafii sudah sehat dan terlihat bugar. Menurutnya, itu pertemuan terakhir dengan Buya Syafii.
Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi mengatakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengucapkan belasungkawa yang mendalam dan merasa sedih kehilangan tokoh besar perekat bangsa.
Hal serupa juga diucapkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Ia mengatakan Indonesia telah kehilangan guru bangsa atas wafatnya Syafii.
Di matanya, Buya Syafii tidak hanya intelektual, namun juga sosok ulama yang menginspirasi banyak orang, termasuk dirinya yang konsisten membela kebenaran, menjaga keutuhan NKRI dan memperkuat kerukunan umat beragama.
Artikel Rekomendasi