Tedy kembali menjelaskan, situasi kembali kisruh saat menjelang sore dan tamu VIP dari BUMN mulai datang.
Dalam pantauan Tedy, tidak semua tamu VIP BUMN menggunakan gelang berwana hitam sebagai penanda sebagai tamu khusus.
"Situasi mulai berubah tatkala siang menjelang sore berdatangan tamu VIP yang katanya menggunakan gelang hitam dari instansi BUMN yang saya lihat hanya satu dua saja bergelang hitam, kebanyakan bergelang hijau seperti saya, beberapa pemilik VIP paddock akses bergelang merah dan hijau mulai diminta pindah ke area di depan ruangan VIP lainnya katanya, 'pihak sponsor keberatan ada tamu VIP lain di depan ruangan VIP nya yg menghadap ke lintasan sirkuit'. Katanya selain di depan ruang VIP 1-4 silahkan boleh disana,..." lanjut Tedy.
Baca Juga: 5 Tips dan Trik Membeli Ponsel Iphone Bekas: Cek Fitur Ini Agar Tak Salah
Saat menejlang race kelas WBK dimulai, panitia kembali melakukan 'sweeping' yang menghimbau supaya orang-orang yang berada di selasar depan ruangan VIP di kosongkan.
"Saat race kelas Superbike akan dimulai mulai terjadi 'sweeping' atau penghimbauan dengan menggunakan cara represif dengan alasan 'clear area"' hanya untuk pengguna gelang hitam yg notabene katanya dari sponsor BUMN. Dengan menggunakan pita pit walk mereka mulai 'memagari area' agar pemilik VIP Paddock Akses yang mereka tidak kehendaki berada di sana tidak bisa masuk," ucap Tedy kepada Mediajabodetabek.com.
Dengan adanya kejadian tersebut, Tedy berharap supaya kedepannya panitia lebih baik lagi.
Tedy mencontohkan penyelenggara di Sepang yang begitu tertip dan teroganisir dengan baik.
"Kami berharap untuk kedepan agar panitia mau belajar tidak usah malu contoh saja Sepang yang sudah berhasil mengorganisir tamu-tamu VIP Dorna dengan batasannya masing-masing, baik itu Media, Undangan Team Racing, Supplier Team Racing maupun Undangan dari goverment tanpa harus menggunakan cara-cara represif yang tidak pantas dilakukan dalam event berskala internasional," ujar Tedy memberi masukan untuk penyelenggara.
Artikel Rekomendasi