Permintaan Batik Meningkat, Pengrajin Manfaatkan Pohon Bakau untuk Membuat Pewarna Alami

- 18 November 2021, 06:21 WIB
Google Doodle Merayakan Hari Ulang Tahun Go Tik Swan, Salah Satu Pelopor Batik di Indonesia
Google Doodle Merayakan Hari Ulang Tahun Go Tik Swan, Salah Satu Pelopor Batik di Indonesia /google/tangkap layar google

MEDIA JABODETABEK – Dalam hutan bakau di Indonesia, seorang pria bergerak dengan hati-hati melewati vegetasi yang dibedakan oleh akar kayunya yang besar, mencari buah bakau yang jatuh yang tergeletak di atas daun atau mengambang di air.

Mengumpulkan segenggam buah bakau yang terlihat seperti kacang panjang, pria itu, seorang pengrajin batik, pulang ke rumah untuk membuat cat alami dari yang ia bawa.

Selama empat tahun terakhir, Sodikin (48), dan kelompok pembuat batiknya telah beralih dari menggunakan bahan kimia untuk pewarna ke produk berbahan mangrove guna memangkas biaya dan melestarikan lingkungan.

Baca Juga: Singapore Airlines Berharap untuk Melanjutkan Penerbangan Boeing 737 MAX Tahun Ini

“Kami menggunakan bahan-bahan alami untuk melestarikan hutan bakau pada saat yang sama,” kata Sodikin, yang hanya menggunakan satu nama, mengatakan kepada Reuters saat ia mengolah buah kering sebelum direbus untuk mendapatkan warna.

“Kami tidak menebang pohon dan kami hanya mengambil buah atau daun yang tumbang.”

Batik adalah pewarnaan tradisional Indonesia yang digunakan dalam pola dan gambar, biasanya pada kain dan tekstil yang sudah jadi.

Baca Juga: BMKG: Cuaca di Surabaya Hari ini 18 November 2021 Diperkirakan Akan Turun Hujan Disertai Petir

Bakau memainkan peran penting untuk lingkungan alam Indonesia, melayani sebagai batas melawan tsunami dan memberikan ekosistem penting bagi ikan dan kepiting.

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini