Gelombang Tinggi Diduga Menjadi Penyebab Tenggelamnya KMP YUnicee di Gilimanuk Bali

MEDIA JABODETABEK - KMP Yunicee tenggelam di Gilimanuk Bali pada Selasa 29 Juni 2021.

Dugaan sementara penyebab kapal rute Ketapang - Gilimanuk tersebut tenggelam karena gelombang tinggi di perairan tersebut.

Sebelum tenggelam, KMP Yunicee sempat terbawa arus laut lalu kemudian tenggelam sebelum sempat bersandar di pelabuhan Gilimanuk.

Baca Juga: Update Korban Penumpang Kapal KMP Yunice, Sementara 6 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

"Kami sempat melakukan pencarian korban di laut, gelombang tinggi mencapai tiga hingga empat meter, kemungkinan gelombang ini yang menyeret kapal dan tenggelam," ujar Kepala Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas III Tanjung Wangi, Banyuwangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting, dikutip Mediajabodetabek.com dari ANTARA.

Ketika sedang dalam pencarian bersama dengan tim SAR gabungan, pihaknya berhasil mengevakuasi salah satu ABK KMP Yunicee selaku kepala kamar mesin yang terombang ambing di tengah laut selat Bali.

Baca Juga: 44 Penumpang Kapal KMP Yunice yang Tenggelam di Gilimanuk Bali Berhasil Dievakuasi Dengan Selamat

Dariu keterangan ABK kamar mesin tersebut dikatakan jika seluruh penumpang dipastikan sudah memakai baju pelampung.

Besar kemungkinan sebanyak 14 orang penumpang yang belum ditemukan masih bisa selamat.

Baca Juga: Mencekam, Begini Proses Evakuasi Penumpang Kapal KMP Yunice yang Tenggelam di Gilimanuk Bali

"Dari pencarian kami, kamu menemukan kepala kamar mesin dan menyampaikan semua penumpang sudah menggunakan life jacket. Besar kemungkinan masih bisa ditemukan selamat, meskipun ada enam penumpang yang ditemukan meninggal dunia," ujar Ginting.

Kepala kamar mesin KMP Yunicee juga menceritakan, sebelum kapal tenggelam, kapal terbawa arus laut dan ombak tinggi ke arah Pelabuhan Gilimanuk.

Baca Juga: BPBD Jembrana Lakukan Proses Evakuasi Korban Kapal KMP Yunice yang Tenggelam di Gilimanuk

"Kepala kamar mesin menjelaskan kepada kami, kapal tersebut yang parkir dan menunggu antrean terseret arus. Karena ombak besar, kemampuan mesin tidak bisa mengimbangi tingginya gelombang dan terseret, sekitar 5 menit kapal miring dan tenggelam ke sisi kiri," katanya.

Sementara hingga 29 Juni 2021 malam, dilaporkan enam orang dilaporkan meninggal dunia, 33 ditemukan selamat dan 14 orang lainnya masih dalam proses pencarian.***