Direktur CISA Minta Jokowi Evaluasi BNPB dan Kemensos

- 8 April 2021, 13:40 WIB
direktur CISA
direktur CISA /Yesa Novianti Putri Ashari/

 

MEDIA JABODETABEK - Bencana Banjir Bandang dan juga longsor kembali melanda beberapa wilayah di Indonesia. Teranyar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Pengamat Sosial-Politik dari Centre for Indonesia Strategic Actions menyampaikan responsnya.

Baca Juga: Ikatan Cinta 8 April 2021, Permintaan Mama Rosa Kepada Aldebaran, Jadikan Andin Istri Seutuhnya

"Hemat saya bahwa faktor alam sudah tidak relevan dijadikan alasan penyebab bencana alam di Indonesia. Harusnya Pemerintah sudah bisa mengantisipasinya," ucap Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA melalui keterangan persnya, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga: Attack On Titan Memasuki Ending Cerita, Segera Tayang Besok!

Herry pun meminta keseriusan dan komitmen pemerintah dalam upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia.

"Setahu saya ada anggaran 5 triliun rupiah untuk penanggulangan bencana sudah termasuk mitigasi. Saya melihat justru disinilah faktor ketidaksiapan pemerintah yakni tahapan mitigasi yang dimaksud belum dioptimalkan oleh Pemerintah," ujar Herry.

Lebih lanjut Dia menerangkan bahwa temuan CISA di beberapa wilayah yang dilanda bencana alam di Indonesia mayoritas adalah bencana banjir.

Baca Juga: Hebohkan Penggemar! EXO Merilis Bocoran Soal Lagu Barunya Hingga Trending Twitter

"Hasil survei kami di beberapa tahun belakangan ini, sebanyak 79,4% Bencana Banjir mendominasi bencana di Indonesia. Hal ini harus menjadi evaluasi dari Pemerintah untuk memaksimalkan tahapan pencegahan, tanggap darurat dan pasca bencana," tuturnya.

Selain itu Herry menganjurkan Pemerintah Indonesia bisa belajar dari beberapa negara lainnya di dunia termasuk Asia Tenggara soal penanganan Banjir.

Baca Juga: Sedang Viral di Tiktok Ini Lirik Lagu Hitam Manis Pandang Tak Jemu, Emilia Contessa

"Misalnya saja di Malaysia mitigasi bencana banjirnya sudah menjadi sebuah sistem melalui Stormwater Management and Road Tunnel (SMART) atau dengan pola pembangunan radial segaris-bercabang yang mengkombinasikan pengaturan zona lahan dan transportasi publik di Brazil," ungkapnya.

Herry juga mengingatkan agar Pemerintahan Jokowi mampu membangun sinergi dengan Masyarakat yang memiliki passion yang sama untuk meminimalisasi dampak yang diakibatkan oleh bencana alam.

Baca Juga: Gegara Share Loc Rombongan Pengantin Ini Nyasar ke Acara Lamaran Orang Lain, Duh Malunya

"Presiden Jokowi kan memiliki suprastruktur politik, ada kebijakan ada lembaga misalnya BNPB dan Kemensos harus dievaluasi untuk lebih maksimal. Di sisi masyarakat juga tetap konsisten memberikan sumbangsih kritikan yang disertai solusi. Artinya semua pihak berkolaborasi," pungkas Herry.***

Editor: Yesa Novianti Putri Ashari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini