Ada Energi Gempa Dasyat Ancam Selatan Banten

- 20 Januari 2021, 20:35 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi /Pixabay/Tumisu

MEDIA JABODETABEK-Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang di lewati banyak lempengan bumi yang sewaktu-waktu bergerak dan menimbulkan gemp.

Sebulan terakhir gerakan lempeng bumi bagian timur telah bergeser dan menimbulkan beberapa kali gempa berkekuatan lebih dari 6 Skala Ritcher di wilayah Sulawesi.

Gempa tersebut telah menimbulkan banyak kerugian baik kerugian materi dan bahkan korban jiwa yang tidak sedikit. Hal ini membuat banyak peneliti melakukan kajian untuk meminimalisasi kerugian-kerugian yang akan di timbulkan.

Dalam beberapa hari terakhir aktivitas kegempaan di Selatan Banten terdeteksi mengalami peningkatan. Paling tidak ada tiga titik kegempaan yang sering sekali mengalami gempa.

Baca Juga: Tetap Kokoh Berdiri Meski Diterjang Longsor 2 Kali, Masjid An-Nur Jadi Penyelamat Warga Cimanggung

Ketiga titik tersebut adalah Sumur di Kabupaten Pandeglang, serta Muarabinuanguen dan Bayah di Kabupaten Lebak. Seperti di beritakan Kabar Banten dalam artikel “Kegempaan Makin Aktif, Penelitian Ungkap Potensi Bahaya, Ada Energi Dahsyat di Selatan Banten”

Selatan Banten, menurut hasil riset BNPB dan ITB ternyata merupakan daerah di Selatan Jawa yang menyimpan potensi gempa yang bisa mengakibatkan gelombang tsunami

Dari hasil riset mengenai bahaya tsunami di Selatan Jawa, menunjukkan adanya potensi gempa yang dapat membangkitkan tsunami di dua lokasi selatan Jawa yaitu kawasan selatan Banten - Jawa Barat dan selatan Jawa Tengah-Jawa Timur.

Berdasarkan hasil riset ini, terdapat segmen yang berada di selatan Banten -Jawa Barat dengan potensi energi hingga magnitudo 8,8.

Sedangkan segmen Jateng - Jatim, berpotensi memiliki energi magnitudo 8,9.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang kawasan Puncak, Puluhan Rumah Alami Kerusakan

"Jika terlepas secara bersamaan akan menghasilkan potensi energi setara magnitudo 9,1,” ujar Plt. Direktur Pemetaan dan Evakuasi Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari, Ph.D, dikutip Kabar Banten dari BNPB.go.id.

Untuk mengantisipasi temuan ilmiah yang dipublikasikandalam jurnal internasional Nature tersebut, BNPB telah mendesain upaya mitigasi terintegrasi.

Salah satu langkah antisipasinya adalah pembangunan greenbelt atau sabuk hijau yang akan dibangun sebagai gugusan tanaman yang mengkombinasikan dua jenis pohon, yaitu mangrove dan pohon palaka.

Dia mengatakan, mangrove ditanam di sisi menghadap ke laut, dengan jenis pandanus atau jenis mangrove lain yang bisa tumbuh di substrat pasir

"Tanaman ini berfungsi untuk mereduksi energi tsunami. Sedangkan palaka, pohon yang termasuk tanaman keras ini berfungsi sebagai lapisan pelindung di sisi belakang atau sisi darat," ucapnya.

Dia menuturkan, ketebalan dan formasi penanaman vegetasi ini akan diatur sedemikian rupa, berbasis perhitungan ilmiah.

Tujuannya, agar penetrasi tsunami tidak terlalu jauh ke arah darat dan dapat meminimalisir korban dan kerusakan di daratan.

“Kegiatan penanaman ini diupayakan akan dimulai pada awal tahun dengan berkoordinasi dengan Pemda setempat,” ujar Muhari. ***(Yadi Jayasantika/Kabar Banten)

Editor: Naja Nuroni

Sumber: Kabar Banten


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah