Sejarah Asal Muasal Dibuatnya Gas Air Mata, Awalnya Dipakai Saat Perang Dunia hingga Saat Ini

3 Oktober 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi gas air mata| /Pixabay/Hubert de Thé

MEDIA JABODETABEK - Gas air mata, kali ini sedang trending dibicarakan oleh masyarakat Indonesia, karena tragedi sepak bola tanah air yang merenggut ratusan jiwa akibat serangan gas air mata ini.

Bagi kamu yang sedang mencari tau apa itu gas air mata dan sejarah awal pembuatan gas air mata ini bagaimana? Simak penjelasan berikut.

Apa itu Gas Air mata?

Gas air mata adalah senjata yang terbuat dari bahan dasar kimia berupa gas yang dapat menyebabkan iritasi pada mata apabila terkena atau kontak dengan gas air mata tersebut.

Senjata gas air mata ini sering kali digunakan untuk menghalau kericuhan massa, apabila kondisi sudah terasa tidak kondusif atau kondisi sedang ricuh untuk membubarkannya.

Baca Juga: Jadwal Event Festival Oktober 2022: Ada Bali Fab Festival, Makassar Jazz Festival hingga Festival Bunaken

Meski namanya gas, akan tetapi gas air mata ini sesungguhnya berbentuk cairan, cairan yang berada di dalam suhu ruang ini dicampur dengan bahan-bahan lain sehingga berbentuk aerosol.

Ketika partikel-partikel solid akan tersebar ke udara dalam bentuk kepulan asap. Gas air mata bekerja dengan cara mengiritasi selaput lendir di mata, hidung, mulut dan paru-paru.

Pada dasarnya bagian-bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk penyerapan dan ekskresi. Ada banyak jenis gas air mata yang paling umum adalah gas air mata CS atau nama panjangnya adalah o-chlorobenzylidene malononitrile. Nama CS diambil dari inisialnya penemu gas air mata ini, Corson dan Staughton.

Baca Juga: Kumpulan Tragedi Duka dalam Sejarah Sepak Bola, Ada Salah Satunya Kanjuruhan Malang

Apa Efek Pada Tubuh Terkena Gas Air Mata?

Gejala-gejala awal akan timbul apabila terkena gas air mata, gejala awal akan timbul sekitar 30 detik setelah tubuh terekspos.

Mata akan berair karena sensasi terbakar, kesulitan bernafas, sakit dibagian dada, iritasi pada kulit, dan kebutaan sementara.

Meski gas air mata ini kerap dianggap sebagai opsi yang lebih aman, kematian terkadang terjadi karena gas air mata ini.

Kerap kali ini terjadi ketika orang-orang kesulitan bernafas dalam keadaan terbatas karena penahanan polisi, atau saat kerumunan yang padat sehingga mereka tidak bisa menghirup oksigen atau udara segar.

Baca Juga: Terbaru! Twibbon Hari Jadi Kotawaringin Barat 2022, Ide Kreatif untuk Rayakan HUT Kobar Ke 63

Aktivitas fisik seperti berlari dan ekspos berulang terhadap gas air mata dapat mengakibatkan gejala semakin buruk.

Efek dari gas air mata ini akan semakin memburuk dan parah, apabila orang yang terkena dampak gas air mata ini mengidap penyakit asma atau masalah pernafasan bawaan.

Sejarah Awal Pembuatan Gas Air Mata

Penggunaan gas air mata sebagai senjata kimia untuk melumpuhkan lawan hanya semnetara, sudah berlangsung sejak perang dunia ke 1 (1914 - 1918), saat itu, amunisi serupa gas air mata telah digunakan oleh Jerman dan Prancis.

Baca Juga: Ada Apa Dengan Tanggal 4 Oktober 2022, Memperingati Hari Apa dan Apakah Libur atau Tidak?

Awalnya Prancis menembakan granat gas yang mengandung methyl benzyl bromide ke parit pertahanan Jerman pada Agustus 1914.

Jerman lantas membalasnya dengan jenis gas yang lebih mematikan, yaitu gas klorin di Ypres, Belgia, pada April 1915. Gas Jerman itu buatan mahasiswa kimia dan farmakologi bernama Willi Siebert.

Ketika pasukan America memasuki perangan tahun 1917, mereka juga mengadopsi penggunaan eksperimen gas air mata dan bahan kimia yang mematikan.***

 

Editor: Eria Winda Wahdania

Tags

Terkini

Terpopuler