Kasus Baru COVID-19 di Indonesia Terus Meningkat, Berdampak Pada Rupiah Terhadap Dolar yang Merosot

28 Juni 2021, 13:19 WIB
Ilustrasi kasus corona, kebijakan Anies Baswedan dipertanyakan. /Pixabay/Geralt

MEDIA JABODETABEK - Akibat penguatan dolar AS dan terus bertambahnya kasus baru COVID-19, nilai tukar (kurs) rupiah untuk transaksi antar bank di Jakarta pada awal pekan ini melemah.

Pada pik 10.16 WIB, rupiah naik 35 poin atau 0,24% ke posisi Rp14.460 per dolar AS dibandingkan posisi Rp14.425 per dolar pada penutupan hari perdagangan sebelumnya.

"Sentimen penguatan dolar AS nampak bertahan di awal sesi Senin, didukung optimisme kembali membaiknya perekonomian di AS, dengan pelaku pasar menantikan laporan tenaga kerja bulanan AS yang akan dirilis di akhir pekan nanti," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, dikutip dari ANTARA Senin, 28 Juni 2021.

Baca Juga: Terjadi Gempa 5,3 Magnitudo di Yogyakarta, Pasien COVID-19 Berhamburan

Dengan komentar beragam dari pejabat Fed, investor tampaknya relatif menunggu perkembangan isu terkait kebijakan moneter AS.

Di Indonesia sendiri, meningkatnya kasus COVID-19 akan terus menjadi sentimen tren rupiah Indonesia pekan ini.

Baca Juga: Update Terkini Kasus Virus Corona di Indonesia Hari ini 26 Juni 2021, Rekor Baru Tembus 21.000

Pada hari Minggu, 27 Juni 2021, kasus harian COVID-19 kembali mencatat rekor baru, yakni 21.342 kasus, sehingga total terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.115.304 kasus.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, saat ini berada di 91.867, lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya di 91.851.

Baca Juga: KPI Larang 42 Lagu ini Diputar Dibawah Jam 10 Malam

Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun saat ini 1,529%, lebih rendah dari harga penutupan sebelumnya 1,536%.

Pada Jumat, 25 Juni 2021, rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1% ke posisi Rp14.425 per dolar AS, sedangkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya berada di posisi Rp14.440 per dolar AS.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler