MEDIA JABODETABEK- Musim penghujan memang belum usai, namun dibeberapa daerah musim kemarau sudah mulai mengintai.
Peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem yang bisa saja memicu timbulnya bencana alam.
Hal tersebut diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menghimbau masyarakat untuk waspada.
Baca Juga: Badan Bus Sri Padma Berhasil Dievakuasi dari Jurang, Korban Tewas 29 Orang
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa peralihan musim biasanya akan diiringi perubahan cuaca yang relative lebih cepat.
"Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, yaitu hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, puting beliung, waterspout, dan hujan es," kata Guswanto seperti dikutip mediajabodetabek dari Antara
BMKG juga menilai hasil analisis dinamika atmosfer laut yang menunjukan fenomena La Nina masih berlangsung hingga Mei 2021 dengan intensitas lemah hingga normal.
Baca Juga: Pesepeda Diduga Jadi Korban Tabrak Lari di Bundaran HI Pagi Tadi
Monsun Asia juga mulai memasuki periode pelemahan pada akhir Maret 2021 yang mengindikasikan bahwa periode puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia mulai berakhir.
"Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai akhir Maret 2021," kata dia.
BMKG memperikarakan dalam sepekan kedepan sejumlah besar wilayah di Indonesia berpotensi mengalami curah hujan dengan intensitas lebat yang disertai dengan kilat/petir dan angin kencang.
Baca Juga: Terungkap Pembunuhan Berantai Incar Perempuan Open BO
"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca yang dapat mengakibatkan banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini," ujar Guswanto.***