Luhut : Pembangunan Infrastuktur DIY Harus Hampu Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

5 Maret 2021, 11:03 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. //Instagram.com/@luhut.pandjaitan

 

MEDIA JABODETABEK – Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi meminta agar pembangunan infrastuktur di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secepatnya rampung pada 2024 yang akan datang.

“Kita perlu mengusahakan agar pembangunan-pembangunan ini dapat selesai tahun 2024, sekalipun nantinya memerlukan pengembangan lebih lanjut. Saya berpesan agar pembangunan infrastuktur harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan,” kata Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Green Infrastructure, Pengembangan Wilayah dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di D.I Yogyakarta pada Kamis, 4 Februari 2021, seperti dikutip Mediajabodetabek.com dari Antara.

Baca Juga: Don’t Call Me’ SHINee Memenangkan Piala Kedua di ‘M Countdown’

Dilansir dari Antara, ada sejumlah proyek infrastruktur yang sedang dalam proses penyelesaian. Pertama, pengendalian banjir di sekitar Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang disebabkan kapasitas saluran drainase di kawasan bandara tidak sanggup menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang.

Proyek tersebut dilakukan dengan harapan mampu mengendalikan dan mengamankan kawasan strategis YIA dari banjir seluas 600 hektare dan kawasan pertanian serta pemukiman seluas 2.000 hektare.

Baca Juga: Pendiri Partai Demokrat sebut dalam KLB Moeldoko Akan Gantikan AHY

Proyek kedua adalah Jalan Tol Jogja-Bawen, Jalan Tol Solo-Jogja-Kulon Progo, Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), Jalan Temon (Kulon Progo)-Borobudur dan Jalan Prambanan-Gading yang diharapkan dapat membuat waktu tempuh lebih efisien, menjadi penghubung antarkawasan strategis pariwisata nasional di DIY dan sekitarnya.

Ketiga, proyek Pelabuhan Perikanan (PP) Tanjung Adikarto yang dapat memuat 400 kapal dengan 5 ribu nelayan per tahun dengan pencapaian tangkapan sebesar 27,4 ribu ton per tahun atau senilai Rp276 miliar per tahun.

Baca Juga: Orang yang Sudah Divaksin Apakah Aman Jika Berinteraksi Dengan Orang Lain?

Pelabuhan tersebut sudah dibangun sejak tahun 2000 dan sudah rampung tahun 2014, namun belum beroperasi karena sedimentasi pasir yang menutupi pintu alur masuk pelabuhan.

Proyek kelima, yaitu penyelesaian revitalisasi tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). TPA tersebut akan melayani area kawasan perkotaan Yogyakarta, termasuk Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

Proyek terakhir adalah penataan Kawasan Aetropolis, Kawasan Stasiun Tugu, Kawasan Stasiun Lempuyangan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Gunung Merapi.***

Editor: Yesa Novianti Putri Ashari

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler