Apa Itu Malam Satu Suro? Berikut Penjelasannya Lengkap dengan 5 Tradisi Orang Jawa

21 Juli 2022, 12:30 WIB
Ilustrasi malam satu suro. /Pixabay

MEDIA JABODETABEK – Malam satu suro merupakan perayaan yang sangat penting bagi orang Jawa.

Di mana peringatan tahun baru Jawa ini biasanya dimulai pada saat di bulan sura di penanggalan bulan Jawa atau kalender Jawa.

Biasanya malam satu suro ini, bertepatan di bulan pertama Muharram dalam kalender Hijriyah. Hal ini biasanya diperingati terutama di pulau Jawa dan daerah atau negara lain populasi suku Jawa yang banyak.

Dalam tahun baru Jawa adat bisa dikenal dengan istilah siji sura atau bisa disebut dengan satu suro, diperingati setiap tahunnya dan kini telah menjadi bagian tradisi budaya di Indonesia dari masing-masing daerah terdapat di Jawa.

Baca Juga: Sedang Tayang! Jadwal dan Harga Tiket Nonton Film Ghost Writer 2 di Bioskop XXI Tangerang Hari Ini 21 Juli

Pada tahun baru Jawa biasanya, diperingati setiap malam hari setelah terbenamnya matahari.

Pandangan dalam masyarakat sekitar Jawa, hari malam satu suro ini dianggap malam yang keramat terlebih lagi apa bila malam satu suro ini jatuh pada jumungah legi atau jatuh pada hari jumat.

Biasanya malam satu suro dilarang untuk ke mana-mana atau berpergian keluar rumah tanpa adanya keperluan yang mendesak, seperti akan beribadah dan berdoa.

Hari Jawa atau malam satu suro ini dimulai saat matahari terbenam atau bisa berpatokan pada saat magrib biasanya orang jawa mempunyai tradisi yang dilakukan pada saat malam tahun baru Jawa yaitu meliputi:

Baca Juga: Link Download Logo dan Tema Hari Bhakti Adhyaksa 2022 ke 62 Berformat PNG yang Dapat Diunduh Secara Gratis!

1. Meditasi

Dalam praktik meditasi dalam kebudayaan Jawa atau kejawen. Sangatlah umum dan tujuannya adalah untuk mengkaji diri pada perilaku apa saja yang sudah dilakukan pada tahun kemarin.

Untuk mempersiapkan apa yang akan dilakukan pada masa mendatang.

2. Rawatan

Rawatan merupakan istilah dari membersihkan diri atau pengusiran diri terhadap roh jahat yang berada dalam diri, rumah atau bangunan yang terdapat adanya roh jahat.

Guna dari Rawatan ini merupakan mengusir roh-roh jahat yang bukan semestinya ada ditempat.

Baca Juga: Ayu Aulia Model Cantik yang Diduga Melakukan Penganiayaan, Kini Resmi Ditetapkan sebagai Tersangka

3. Jamasan pusaka

Tradisi yang dilakukan ini dalam rangka merawat atau melestarikan warisan dan kenang-kenangan dari leluhurnya.

Dalam tradisi jamasan pusaka ini memiliki segudang makna di balik wujud fisiknya dan juga saat ini benda pusaka jawa merupakan menjadi situs dan monumen sejarah yang memudahkan kita bisa mengenal benda pusaka yang ada dari para leluhur Jawa.

4. Larung sesaji

Larung sesaji merupakan ritual sedekah alam. Yang bisa disebut dengan Uborampe atau dengan isian ragam bahan ritual disajikan kemudian diarungi ke laut, gunung, atau tempat yang terpilih alias tertentu.

Baca Juga: 30 Daftar Lengkap Lomba 17 Agustus sebagai Referensi HUT RI ke-77

5. Tirakatan atau tuguran

Biasanya tradisi tirakat atau tuguran merupakan kegiatan bergadang semalaman untuk melakukan berdoa dan refleksi.

Akan tetapi biasanya orang Jawa juga menziarahi makam dan tempat ibadah selama tirakat atau tuguran berlangsung.

Biasanya sepanjang bulan suro masyarakat Jawa meyakini untuk terus bersikap eling atau memiliki arti manusia harus tetapi ingat siapa dirinya dan harus terjaga waspada terhadap godaan yang menyesatkan.***

 

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler