Jepang Membuka Tempat Vaksinasi Massal untuk Lansia Menjelang Olimpiade

- 25 Mei 2021, 05:30 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /REUTERS/hristinne Muschi

Perdana Menteri Yoshihide Suga telah menyerukan agar pusat-pusat di buka bulan lalu dalam upaya untuk mempercepat peluncuran vaksinasi Jepang karena lonjakan kasus COVID-19 memicu sentimen anti-Olimpiade di seluruh negeri.

Baca Juga: Yuk! Intip Keseruan Jerome Polin Berbuka Puasa Bersama Keluarga Ika di Jepang

Saat ini, Tokyo dan sembilan daerah lain yang menjadi rumah bagi 40 persen populasi Jepang berada dalam keadaan darurat terkait virus yang akan berakhir pada 31 Maret.

Tindakan tersebut yang berlaku di beberapa daerah sejak Januari kemungkinan akan diperpanjang, kata beberapa orang yang mengetahui keputusan tersebut kepada kantor berita Reuters.

Dengan kasus virus korona yang tinggi secara terus menerus, dua asosiasi dokter telah memperingatkan bahwa sistem perawatan kesehatan telah kewalahan dan Olimpiade yang akan diadakan tanggal 23 Juli akan menambahkan tekanan yang berkepanjangan.

Suga sekarang mengatakan vaksin adalah kunci untuk mengendalikan infeksi. Ia belum membuat vaksinasi menjadi syarat untuk mengikuti Olimpiade namun telah mengatur agar Pfizer menyumbangkan vaksinnya untuk para atlet melalui Komite Olimpiade Internasional.

Baca Juga: Sakura, Nako dan Hitomi IZ*ONE Kembali ke Jepang, Penggemar Bersedih Menghantar Kepulangan Mereka

Secara keseluruhan, Jepang telah menghindari ledakan penyebaran virus yang dialami oleh negara lain, dengan jumlah kematian tercatat sebanyak 12.265 orang sejak pandemi dimulai.

Namun, pemerintah telah memperoleh kritik tajam karena pengeluaran vaksinasi yang lamban. Hanya 4,4 persen dari 125 juta populasi Jepang yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, tingkat paling lambat di antara negara-negara besar dan kaya di dunia.

Jepang memulai dorongan inokulasi di pertengahan bulan Februari, lebih lambat daripada kebanyakan negara ekonomi utama. Kampanye ini awalnya diperlambat oleh berkurangnya pasokan vaksin dosis impor yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech SE.

Halaman:

Editor: Eria Winda Wahdania

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah