Ini merupakan pertama kalinya AS membagikan vaksin yang diproduksi untuk keperluan domestik.
Joe berkata bahwa administrasinya akan memberikan dosis vaksin Pfizer Biontech, Moderna, serta Johnson & Johnson setelah enam puluh juta dosis Astrazeneca yang telah dia rencanakan untuk diberi ke negara lain.
Baca Juga: Paris Hilton Tiba-tiba Hapus Twit yang Memberikan Dukungan Untuk Palestina, Ada Apa ?
Tidak seperti yang lain, Astrazeneca belum diotorisasikan untuk dipakai di AS.
"Sama seperti saat perang dunia kedua dimana Amerika adalah gudang senjata dalam pertarungan melawan pandemi COVID-19, negara kita akan menjadi gudang vaksin untuk seluruh dunia," kata Joe.
Pernyataan ini datang di hari yang sama direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu menyatakan bahwa dunia dalam kondisi apartheid vaksin.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu Unggah Bendera Bosnia dan Herzegovina, Šefik Džaferović: Tidak Bersama Israel
Dia berkata bahwa populasi negara maju memenuhi lima belas persen populasi dunia. Tetapi, persediaan 45 persen vaksin COVID dipegang oleh negara maju tersebut.
"Populasi negara berkembang memenuhi hampir populasi dunia, tetapi mereka hanya mendapatkan tujuh belas persen vaksin, jadi celahnya sangat jauh" kata Tedros seperti dikutip Media Jabodetabek dari kanal YouTube Reuters.
Tedros berkata nasionalisme vaksin dan diplomasi vaksin adalah dua alasan dari ketidakmauan negara maju untuk membagi.
Artikel Rekomendasi