Gara-gara Selebriti, Penampilan Pria Muda China Cenderung Feminin

- 5 Februari 2021, 15:28 WIB
Ilustrasi Olahraga Pria maskulin
Ilustrasi Olahraga Pria maskulin /pexels/Victor Freitas

MEDIA JABODETABEK- China disebut-sebut tengah mengalami ‘Krisis Maskulinitas’ karena para pria muda China banyak yang berpenampilan sedikit lebih ‘feminin’.

Meningkatnya feminisasi pria muda di China membuat miris seorang pengamat politik, yang menurutnya pemuda China saat ini cenderung terlihat lemah dan bertingkah kemayu.

Menurut pemerintah China, meningkatnya feminisme para pria muda di China banyak dipengaruhi oleh popularitas selebriti pria dengan penampilan yang feminine di media masa.

Penampilan feminin seperti tubuh ramping, berwajah lembut dan bahkan mengenakan tata rias layaknya wanita telah mengubah stereotip pria maskulis.

Merespon hal tersebut pemerintah setempat berencana membuat kebijakan terkait kebugaran tubuh dan kesehatan yang dapat meningkatkan energy maskulin pada remaja laki-laki. Seperti diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel "Upaya Perangi 'Krisis Maskulinitas', China Berencana Tambah Pelajaran Olahraga Agar Pemuda Lebih Jantan”

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, Misteri Kematian Roy akan Terungkap?

Rencananya, Kementerian Pendidikan China akan menambah jam pelajaran olahraga di sekolah agar melatih pemuda China menjadi lebih jantan.

Wacana itu tentunya menuntut sekolah untuk segera menambah jumlah guru olahraga.

Tak hanya menambah guru olahraga, sekolah juga ditutut untuk meningkatkan metode pengajaran yang menumbuhkan sifat-sifat maskulin.

Seperti dilansir dari Sout China Morning, 'krisis maskulinitas' di China telah lama menjadi perhatian pemerintah setempat.

Pemerintah telah meluncurkan sejumlah inisiatif untuk memerangi masalah tersebut. Termasuk secara agresif menanamkan nilai-nilai maskulinitas di sekolah.

Baca Juga: Arti Terjemahan Lirik Lagu Cidro 2 Didi Kempot Dalam Bahasa Indonesia yang Masih Populer

Termasuk menambah mata pelajaran kesehatan jasmani di sekolah dan mendanai kegiatan yang dapat membentuk maskulinitas para siswa seperti olahraga panjat tebing.

Tindakan itu disambut dengan kecaman oleh masyarakat China terutama orang tua siswa. Pakar gender dan seksualitas di China menyebut tindakan itu sebagai bencana.

Terlalu fokus pada sifat maskulin justru akan menimbulkan toxic masculinity yang akan berakibat fatal pada karakter para pemuda.

Menurut penelitian sifat toxic masculinity berperan dalam meningkatnya KDRT dan kekerasan seksual.

Mengkhawatirkan anak laki-laki yang tidak cukup maskulin adalah bentuk diskriminasi terhadap ekspresi gender perempuan.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, Misteri Kematian Roy akan Terungkap?

Daripada menghabiskan waktu untuk penampilan dan ekspresi gender, alangkah baiknya jika pemerintah fokus pada pembentukan kepribadian dan kesehatan mental anak muda.

Jauh lebih penting untuk mendidik pemuda agar tumbuh menjadi pria yang memiliki integritas, manusiawi, dan jujur daripada pria maskulin.***(Primawan Luqman Hakim/RingtimesBali.com)

Editor: Naja Nuroni

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini