Israel Siapkan Pasukan untuk Hancurkan Iran

- 27 Januari 2021, 17:26 WIB
Ilustrasi Simbol Negara Israel
Ilustrasi Simbol Negara Israel /Pixabay/edu_castro27

MEDIA JABODETABEK- Perseteruan antara Iran dan Israel sepertinya akan kembali bergolak, pasalnya Israel tengah mempersiapkan rencana baru untuk menghancurkan Iran.

Rencana baru Israel itu disebut-sebut terkait dengan ‘dekatnya’ kembali Pemerintahan AS yang di pimpin Joe Biden dengan Negara Mullah tersebut.

Rencana baru untuk menghangcurkan Iran tersebut telah dikonfirmasi oleh seorang Jenderal tinggi Israel Selasa lalu yang berharap AS tidak kembali bernegosiasi dengan Iran demi menguntungkan Israel dan semua langkah  AS untuk kembali ke jalur perjanjian nuklir 2015 adalah ‘salah’.

Apa yang di katakan pejabat militer Israel itu merupakan sinyal agar Presiden AS tidak kembali ‘mendekati’ Iran untuk bernegosiasi.

Baca Juga: Tolak Keras LGBT, Gereja California di Bom

Komentar dari Kepala Staf Militer Israel terkait kebijakan luar negeri AS jarang terjadi dan kemungkinan besar sudah disetujui oleh pemerintah Israel sebelumnya. Seperti diberitakan Pikiran rakyat dalam artikel “Militer Israel Siapkan Rencana Baru untuk Hancurkan Iran, Minta AS Tak Kembali Berdamai”

"Kembalinya perjanjian nuklir 2015, atau kesepakatan semacam itu dengan beberapa perbaikan adalah buruk dan salah dari kacamata operasional dan strategi," kata Letnan Jenderal Aviv Kohavi kepada Institute for National Security Studies, Universitas Tel Aviv.

Perjanjian nuklir yang dimaksud ialah Joint Comprehensive Plan of Action alias JCPOA. Kesepakatan ini awalnya ditandatangani Iran bersama negara-negara adidaya, termasuk AS dan Eropa.

Namun, Donald Trump menarik AS untuk mundur dari JCPOA pada 2018. Langkah tersebut disambut baik oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Xi Jinping Marah dan Ancam  Mulai 'Perang Dingin Baru'

Benjamin Netanyahu menganggap sanksi yang diberikan dalam JCPOA terlalu ringan. Selain itu, ia juga memperingatkan negara lain atas kemungkinan pengembangan nuklir Iran setelah perjanjian ini kedaluawarsa.

Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri AS yang baru saja disahkan Senat AS, pekan lalu mengatakan AS masih dalam 'perjalanan yang panjang' sebelum memutuskan hal itu.

AS belum tentu kembali mengikuti JCPOA dan akan memantau terlebih dahulu apa yang dilakukan Iran agar kesepakatan baru terkait pengembangan nuklir bisa tercapai.

Pasca keluarnya AS dari JCPOA, Iran diam-diam melanggar batas-batas yang disetujui dalam pakta bersama itu.

Mereka juga membangun gudang uranium, memperkaya kandungannya hingga ke level kemurnian yang tertinggi dan memasang pemutar.

Baca Juga: Cuaca Ekstreme Hujan Es dan Banjir Diperkirakan Melanda Amerika Serikat

Padahal, langkah-langkah tersebut telah dilarang dalam JCPOA. Namun, Iran seolah menganggap kesepakatan itu tak banyak berguna jika tidak diikuti oleh AS.

Letnan Jenderal Aviv Kohavi mengatakan tindakan-tindakan Iran itu, yang disangkal untuk membuat senjata nuklir, menunjukkan bahwa mereka memutuskan untuk tetap maju dengan pengembangan nuklirnya.

"Dalam analisis fundamental yang singkat ini, saya telah menginstruksikan Israel Defense Forces (IDF) untuk mempersiapkan sejumlah pasukan untuk rencana operasional, sebagai tambahan atas rencana yang telah dijalankan," kata Aviv.

Kendati sudah ada rencana baru, keputusan untuk menggunakan rencana tersebut tetap berada di tangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota parlemen.

"Ini terserah pada kepemimpinan politik, tentu saja, untuk memutuskan implementasinya, tetapi rencana itu akan tetap berada di atas meja," ucapnya menambahkan.*** (Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran Rakyat)

Editor: Naja Nuroni

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah