AS akan Membagikan Vaksin COVID-19 ke Seluruh Dunia

18 Mei 2021, 10:38 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 /Pixabay/fernandozhiminaicela//

MEDIA JABODETABEK - AS akan membagikan vaksin Covid-19 mereka ke seluruh dunia.

Dikutip mediajabodetabek.com dari kanal YouTube Reuters pada 18 Mei 2021, pengumuman ini diiringi dengan pernyataan Joe Biden, presiden AS, bahwa kasus corona di lima puluh negara bagian AS telah menurun pada 17 Mei 2021.

Kematian COVID juga dinyatakan mencapai angka terendah dalam waktu empat belas bulan. Ini merupakan pencapaian baru dari perlawanan AS terhadap COVID.

Baca Juga: Konflik Palestina dan Israel Memanas, Cina Mengajukan untuk Memediasi

"Saya tidak bisa berjanji ini akan terus berlanjut seperti ini, kita tahu bahwa akan ada kemajuan dan kemunduran, dan permasalahan yang bisa terjadi," kata Joe seperti dikutip Media Jabodetabek dari kanal YouTube Reuters.

"Tetapi, jika yang belum divaksin telah divaksin, mereka akan melindungi diri mereka dan orang-orang yang belum divaksin sekitar mereka," sambung Joe.

Joe juga memperingatkan bahwa jika orang-orang masih belum divaksin maka tingkat kasus dapat meningkat. Ini akan membatalkan kemajuan yang telah terjadi.

Baca Juga: Mantan Bintang Porno, Mia Khalifa Bela Palestina, Berbeda Dengan Gal Gadot yang Mendukung Penuh Israel

Joe berkata AS akan mengirim setidaknya dua puluh juta vaksin COVID-19 ke luar negeri di akhir Juni.

Ini merupakan pertama kalinya AS membagikan vaksin yang diproduksi untuk keperluan domestik.

Joe berkata bahwa administrasinya akan memberikan dosis vaksin Pfizer Biontech, Moderna, serta Johnson & Johnson setelah enam puluh juta dosis Astrazeneca yang telah dia rencanakan untuk diberi ke negara lain.

Baca Juga: Paris Hilton Tiba-tiba Hapus Twit yang Memberikan Dukungan Untuk Palestina, Ada Apa ?

Tidak seperti yang lain, Astrazeneca belum diotorisasikan untuk dipakai di AS.

"Sama seperti saat perang dunia kedua dimana Amerika adalah gudang senjata dalam pertarungan melawan pandemi COVID-19, negara kita akan menjadi gudang vaksin untuk seluruh dunia," kata Joe.

Pernyataan ini datang di hari yang sama direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu menyatakan bahwa dunia dalam kondisi apartheid vaksin.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Unggah Bendera Bosnia dan Herzegovina, Šefik Džaferović: Tidak Bersama Israel

Dia berkata bahwa populasi negara maju memenuhi lima belas persen populasi dunia. Tetapi, persediaan 45 persen vaksin COVID dipegang oleh negara maju tersebut.

"Populasi negara berkembang memenuhi hampir populasi dunia, tetapi mereka hanya mendapatkan tujuh belas persen vaksin, jadi celahnya sangat jauh" kata Tedros seperti dikutip Media Jabodetabek dari kanal YouTube Reuters.

Tedros berkata nasionalisme vaksin dan diplomasi vaksin adalah dua alasan dari ketidakmauan negara maju untuk membagi.

Baca Juga: Untuk Ketiga Kalinya, Meksiko Meraih Gelar Miss Universe 2020

"Bahkan sekarang negara maju bergerak untuk memberi vaksin kepada anak-anak dan remaja, sementara pekerja kesehatan, orang lanjut usia serta grup risiko tinggi lainnya tetap belum divaksin," sambung Tedros.

Gara-gara hal ini, Tedros berkata bahwa tingkat kasus COVID tetap mencapai tingkat tinggi di negara berkembang.

Tedros lalu berkata satu-satunya cara untuk dapat mengatasi ketidakseimbangan ini adalah melalui banyak membagi.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler