Lawan Perdagangan Hewan Ilegal , Warga Hong Kong Membuat Mural Interaktif

16 Mei 2021, 07:10 WIB
Lawan Perdagangan Hewan Ilegal , Warga Hong Kong Membuat Mural Interaktif /YouTube South China Morning Post

MEDIA JABODETABEK - Di Hong Kong terdapat berbagai mural interaktif yang menampilkan hewan yang sering diperdagangkan di kota tersebut.

Dikutip mediajabodetabek.com dari kanal YouTube South China Morning Post pada 15 Mei 2021, untuk mengakses mural tersebut, pengunjung harus mengscan QR code yang terdapat di permukaan mural.

Lalu, pengunjung akan dibawa ke situs yang memberi ajakan untuk menghentikan perdagangan hewan ilegal.

Baca Juga: Israel Semakin Brtutal, Kantor Berita Al Jazeera dan AP Hancur Dibombardir

Pengunjung lalu menekan tombol Activate AR.

Setelahnya, animasi AR hewan muncul dari mural tersebut di layar smartphone pengunjung.

Proyek ini dibuat oleh The Collective, yang merupakan studio desain dan teknologi.

Andy Stokes, salah satu pendiri dari the Collective, berkata bahwa mereka sengaja memilih hewan yang sering diperdagangkan di Hong Kong.

Baca Juga: Cina Bangun Replika Kapal Titanic Direncanakan Selesai Akhir 2021

"Kami memilih yang utamanya, seperti tenggiling, sirip hiu, badak, gading, pada dasarnya hewan-hewan yang diperdagangkan melalui Hong Kong," kata Andy seperti dikutip Media Jabodetabek dari South China Morning Post.

Untuk waktu yang lama, Hong Kong telah menjadi pusat perdagangan satwa dan bagian tubuh hewan ilegal.

Ini disebabkan oleh kedekatan lokasi Hong Kong dengan Cina yang merupakan pasar utama.

Baca Juga: Pesawat Luar Angkasa Cina, Tianwen-1, Berhasil Mendarat di Mars

Selain itu, Hong Kong juga dipilih karena ini merupakan tempat yang memiliki risiko rendah penuntutan.

Ini memperburuk krisis perdagangan hewan ilegal.

"Kota kami itu kecil, tetapi dari jejak ekologi, kami itu berperan besar," kata Sam Inglis, manajer program satwa dari ADM Capital Foundation.

Baca Juga: Mencekam, Terjadi Kekerasan di Salah Satu Kota Israel, seperti Perang Saudara

Sam berkata bahwa Hong Kong selama beberapa tahun terakhir mencapai rekor dari banyaknya satwa yang telah disita di sana.

Sam juga berkata bahwa ini merupakan kejahatan teroganisir transnasional.

Jadi tidak cukup menangkap orang-orang yang membawa dagangan satwa tersebut.

Tetapi, semua jaringan perdagangan juga harus diincar.

Baca Juga: Mencekam, Terjadi Kekerasan di Salah Satu Kota Israel, seperti Perang Saudara

Pemerintah Hong Kong saat ini sedang mempertimbangkan proposal hukum yang dapat mengubah hal ini.

Dalam proposal ini, kejahatan satwa akan dihukum dalam pasal kejahatan serius dan teorganisir.

Ini akan memberikan sumber daya lebih kepada aparat hukum untuk menghancurkan sindikat kriminal satwa.

Andy dan Sam berharap bahwa dengan adanya mural ini, mereka dapat memberikan kesadaran tentang masalah ini.

Baca Juga: Dianggap Bisa Melawan Covid-19, Warga India Gunakan Kotoran Sapi

Selain memberikan kesadaran, mereka juga berharap untuk mendapat tanda tangan yang menyetujui proposal hukum tersebut.

The Collective juga ikut terlibat dengan isu lingkungan lainnya selain perdagangan satwa di Hong Kong.

Salah satu proyek lain mereka yang mengangkat isu lingkungan adalah pameran elang laut kinetik.

Pameran itu digunakan untuk mengangkat kesadaran masalah elang laut yang memakan plastik di lautan.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler