Republik Ceko Konfirmasi Kemunculan Varian Baru Covid-19

20 Januari 2021, 17:23 WIB
Ilustrasi Virus Corona /pixabay/Inactive_account_ID_249

MEDIA JABODETABEK-Belum usai teror akibat Pandemi Covid-19, kini masyarakat dunia kembali di guncang ketakutan dengan kemunculan varian baru Virus Corona.

Kemunculan varian baru Virus Corona pertama kali terdeteksi di Inggris yang disinyalir lebih mudah menular, sehingga semakin membebani sistem kesehatan meski dianggap tidak menyebabkan penyakit parah.

Baru-baru ini varian baru Covid-19 terkonfirmasi muncul di Republik Ceko dan diduga kasus telah mencapai angka 10 persen.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Dunia Sampai Saat Ini Mencapai 9,5 Juta Jiwa

Hal tersebut di sampaikan  Institut Kesehatan Masyarakat Nasional pada Senin, 18 Januari 2021 kemarin, seperti diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel “Varian Baru Virus Covid-19 Telah Sampai di Republik Ceko, Kasus Diduga Mencapai 10 Pesen”

Saat ini Republik Ceko telah mengonfirmasi temuan varian baru virus Covid-19 Inggris yang sangat mudah menular

Melalui juru bicara Institut Kesehatan Masyarakat Nasional, menyatakan bahwa mutasi telah terbukti pada sebagian sampel yang telah diurutkan, meski sementara pengurutan lainnya masih dilakukan.

Republik Ceko sebagai negara yang memiliki penduduk 10.7 juta jiwa itu menghadapi salah satu wabah terparah secara global, dengan total 14.449 kematian dan 150 lebih. Kematian tersebut hampir setiap harinya pada Januari ini.

Baca Juga: Dianggap Lebih Aman Dari Covid-19, Pria Ini Justru Bersembunyi di Bandara Selama 3 Bulan

Sebagaimana varian baru virus Covid-19 yang muncul di Inggris itu, diyakini oleh para ilmuwan lebih mudah menular. Sehingga semakin membebani sistem kesehatan meski dianggap tidak menyebabkan penyakit parah.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Jan Blatny melalui konferensi pers. Ia mengatakan bahwa sekitar 10 persen dari kasus saat ini diduga berasal dari varian baru, yang memang berpotensi membuat sistem kesehatan kewalahan.

"Penyebarannya yang lebih cepat menandakan bahwa munculnya varian baru itu cepat atau lambat akan merajalela sehingga kami mempunyai waktu beberapa bulan untuk terpaksa bereaksi,” kata Blatny.

Kemudian Blatny juga menyatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti hal itu, yakni akan mempertahankan dan memperketat aturan kesehatan yang ada.

Baca Juga: Waduh, Gerai Kopi Starbucks Tutup, Efek Pandemi ?

Serta berupaya untuk melakukan vaksinasi dan menyuntikkan vaksin secepat mungkin, terutama yang menjadi bagian dari populasi yang paling rentan terhadap virus tersebut.

Blatny menuturkan bahwa pemerintah akan terus menerapkan penguncian atau pengendalian Covid-19, termasuk menutup hampir seluruh sekolah.

Tak hanya itu juga, termasuk sebagian besar pertokoan, meski ada tanda-tanda bahwa jumlah kasus akan berkurang. Namun hal itu bertujuan untuk mengurangi beban rumah sakit secara drastis.

Berdasarkan pengakuan dari sejumlah rumah sakit di beberapa wilayah, bahwa dalam beberapa pekan terakhir mengaku telah mencapai batas kemampuannya, apalagi karena kekurangan tempat tidur ICU dan staf, yang terinfeksi dan menjalani akrantina.

Blatny menuturkan dalam jangka panjang sistem kesehatan bisa menanggani sekitar 2.000 pasien Covid-19, sambil juga menjalani perawatan lainnya secara normal, hal itu juga berdasarkan data yang terlihat pada awal Oktober lalu.

Demikian menurut data Kementerian Kesehatan, terdapat 6.330 pasien rawat inap hingga Minggu kemarin, dari puncaknya bulan ini sebanyak 7.460 pasien.***( Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Naja Nuroni

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler