Network
MEDIA JABODETABEK-Ketika salah seorang anggota keluarga berada jauh, barulah dirasakan bahwa keberadaannya sangat dinantikan, sementara keluarga yang memiliki kedekatan secara fisik menyia-nyiakan kehadiran anggota keluarga dengan tidak melakukan komunikasi yang berkualitas secara rutin.
Tak jarang seorang ibu terpaksa harus bertugas di lain kota, dimana jarak secara fisik yang memisahkan ibu dari rumah mengharuskan upaya lebih untuk memenuhi tantangan berkomunikasi dan menjaga keluarga tetap harmonis.
Sebanyak 4 juta pekerja Indonesia terpisah dari keluarganya untuk bekerja di negeri orang. Sebagian besar dari jumlah tersebut adalah perempuan dan tidak sedikit yang merupakan kaum Ibu.
Keluarga yang terpisah jarak jauh membutuhkan usaha lebih agar ketidakhadiran orangtua dalam mengasuh anak tidak memberikan pengaruh negatif secara signifikan terhadap perkembangan anak.
Baca Juga: Dampak Positif Bermain Bersama Anak
Beraktivitas jauh dari keluarga tidak dapat dihindari oleh sebagian ibu demi meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan keluarga yang lebih baik secara finansial maupun pendidikan.
Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si. selaku Psikolog Anak dan Keluarga memaparkan, bagi Ibu yang tinggal jauh dari keluarga, sebisa mungkin ibu mengatur jadwal bertemu secara fisik dengan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan pelukan dan sentuhan yang tidak dapat tergantikan.
“Untuk meminimalisir kerenggangan emosional, anak wajib diberikan pengertian bahwa jarak yang memisahkan anak dan ibu adalah demi kebaikan masa depan keluarga.” Jelas Anna
Pada sisi lain, banyak keluarga yang tinggal serumah kerap menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan anggota keluarganya begitu saja, sehingga momen-momen berharga bersama, seperti saling mencurahkan perasaan ataupun berperan serta secara langsung seiring dengan tumbuh kembang anak terlewatkan tanpa makna.
Artikel Rekomendasi