8 Objek Wisata di Kawasan Tahura Djuanda Bandung, dari Dago Pakar ke Maribaya Jalurnya Cocok Buat Hiking

6 Juni 2021, 13:21 WIB
8 Objek Wisata di Kawasan Tahura Djuanda Bandung, Jalurnya Cocok Buat Hiking /Mediajabodetabek.com/Dennie Saputro

MEDIA JABODETABEK – Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda Bandung adalah salah satu destinasi wisata yang terletak di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kota Bandung, Jawa Barat.

Terletak di kawasan Dago Pakar yang letaknya hanya 7 Km dari Balai Kota Bandung, Tahura Djuanda menjadi area hutan yang letaknya dekat dari pusat kota.

Di situ terdapat jalan setapak sejauh 5 Km yang melewati 8 objek wisata di kawasan konservasi tersebut.

Baca Juga: Hutan Menyala Destinasi Wisata Baru dan Unik Malam Hari di Bandung

Jalan setapak tersebut bisa menembus ke Gerbang Masuk Tahura Djuanda di Maribaya Lembang.

Jalur yang berkontur aspal, batu, dan tanah ini bisa dimanfaatkan pengunjung untuk olahraga hiking.

Berikut 8 objek wisata yang dilalui pengunjung Tahura Djuanda Bandung dari Dago Pakar ke Maribaya Lembang:

Baca Juga: 3 Tempat Wisata di Pantai Pangandaran yang Keren, Kamu Wajib Main ke Sini

1. Goa Jepang

Sesuai dengan namanya, goa ini dibangun pada masa penjajahan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945.

Terletak 600 meter dari Gerbang Tahura Dago, pangunjung harus menuruni tangga yang panjang untuk menuju ke sini.

Goa ini terdiri dari 4 pintu masuk dan beberapa lubang ventilasi. Di dalamnya terdapat lorong-lorong seperti labirin dan tidak ada tembusannya.

Baca Juga: Cara dan Syarat Liburan ke Taman Margasatwa Ragunan di Libur Lebaran

Goa yang dibangun dengan sistem kerja paksa yang bernama romusha ini dilakukan oleh masyarakat sekitar di bawah pengawasan tentara Jepang.

Maka itu menurut masyarakat sekitar, di goa yang gelap gulita ini kadang terdengar suara rintihan arwah-arwah romusha yang disiksa sampai mati karena kerja paksa tersebut.

2. Holland Cafe

Tempat ini terletak 50 meter dari Goa Jepang. Di sini pengunjung bisa sewa kostum ala Belanda.

Baca Juga: Ini 5 Tempat Wisata di Bandung yang Buka Saat Lebaran 2021

Di cafe ini tersedia beragam menu makanan yang bisa dinikmati di dalam cafe maupun di luar sambil menikmati suasana hutan dan lembah di sampingnya.

3. Goa Belanda

Terletak sekitar 50 meter dari Holland Cafe, pengunjung akan sampai di Goa Belanda.

Tidak seperti Goa Jepang, Goa Belanda mempunyai tembusan seperti terowongan kereta api dengan panjang 100 meter.

Baca Juga: Kamu Harus Coba, Ini 5 Aktivitas Seru dan Menarik di Kebun Teh Rancabali di Kabupaten Bandung

Namun di samping lorong tersebut, terdapat lorong-lorong lagi yang dulunya merupakan tempat penyiksaan para pekerja paksa oleh tentara Belanda waktu zaman kolonial.

Selain itu, pengunjung tidak boleh mengucapkan kata ‘lada’ di dalam goa ini karena nama tersebut adalah nama tokoh masyarakat sekitar yang sudah meninggal.

Sehingga karena dua hal itu, Goa Belanda menjadi tempat yang angker dan suka digunakan untuk tempat uji nyali.

Baca Juga: 3 Tempat Wisata di Kabupaten Bandung yang Buka Selama Ada Larangan Mudik Lebaran 2021

4. Curug Koleang

Dalam bahasa Sunda, ‘curug’ artinya air terjun. Curug Koleang terletak sekitar 1,1 Km dan berada di bawah jembatan gantung untuk menuju ke Penangkaran Rusa.

Air terjun ini terletak di aliran Sungai Cikapundung yang telah tercemar oleh limbah sabun dari Lembang dan sekitarnya.

Air terjun ini tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 1 meter saja. Pengunjung dapat melihatnya ketika berada di atas jembatan gantung yang agak rapuh.

Baca Juga: 4 Pulau Paling Berbahaya di Dunia, Traveler Jangan Coba-Coba Untuk ke Sini, Mengerikan!

5. Penangkaran Rusa

Untuk menuju ke sini, pengunjung harus belok kiri dari jalan setapak utama ke Maribaya dan melewati jembatan gantung Curug Koleang.

Setelah itu, pengunjung harus jalan kaki sejauh 400 meter dengan kontur tanah menyusuri jalan setapak di samping jurang Sungai Cikapundung.

Seperti namanya, di lahan di tengah hutan itu terdapat Penangkaran Rusa.

Ada sekitar 10 rusa yang bisa diberi makan oleh pengunjung dengan wortel yang harus dibeli di warung-warung sekitar lokasi tersebut.

Baca Juga: Geopark Belitung Diakui oleh UNESCO Sebagai Global Geopark

6. Batu Batik

Bila tidak mau ke Penangkaran Rusa, pengunjung bisa jalan terus di jalur utama sejauh 1,1 Km dari persimpangan Curug Koleang hingga sampai di persimpangan Batu Batik.

Jangan Anda bayangkan sebongkah batu besar dilukis motif batik ketika mendengar istilah Batu Batik.

Pengunjung harus menuruni tangga besi yang sangat curam dan rapuh sampai ke tepi Sungai Cikapundung yang tercemar sabun itu.

Baca Juga: 4 Spot Foto Favorit di The Great Asia Africa, Bisa Jadi Pilihan Wisata Bandung yang Instagramable

Di situ terdapat lantai batu hitam yang terbuat dari lelehan lava Gunung Tangkuban Perahu.

Lelehan lava itu membentuk seperti lipatan selendang sehingga kerap disebut ‘Selendang Dayang Sumbi’.

7. Curug Lalay

Terletak 200 meter dari jalan simpang Batu Batik, pengunjung akan menemui persimpangan ke Curug Lalay.

Seperti namanya ‘lalay’ yang dalam Bahasa Indonesia artinya ‘kelelawar’, di air terjun tersebut sering dijumpai kelelawar.

Baca Juga: Tempat Wisata Religi yang Bisa Masuk ke Wishlist Destinasi Kalian

Sampai berita ini ditulis, akses menuju ke Curug Lalay tidak sebagus ke Batu Batik sehingga tidak bisa dikunjungi oleh wisatawan umum.

Sebab untuk menuju ke situ, pengunjung harus menuruni jurang yang curam berkontur tanah sampai ke tepi Sungan Cikapundung.

8. Curug Omas Maribaya

Tempat ini menjadi objek wisata terakhir di sepanjang jalan setapak Dago Pakar-Maribaya.

Terletak 4,3 Km dengan jalur yang cenderung menanjak, pengunjung harus menempuh waktu selama 3 jam dari Gerbang Tahura Dago.

Baca Juga: 3 Tempat Wisata di Lembang, Bisa Jadi Inspirasi Warga Jakarta Mengisi Libur Lebaran 2021

Di sini terdapat air terjun yang tingginya sekitar 10 meter. Tetapi pengunjung hanya bisa menyaksikannya dari atas jembatan.

Pengunjung tidak bisa turun ke tepi air terjun atau bermain air di sekitar air terjun tersebut karena areanya tidak memungkinkan untuk itu.

Namun di sekitar area tersebut, terdapat warung-warung makan yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk mengisi perut.

Di atas jembatan itu, pengunjung bisa melihat suatu puncak tertinggi Tahura Djuanda yang disebut Tebing Keraton.***

Editor: Ricky Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler