4 Cara Supaya Segera Pulih dari Kekerasan Dalam Hubungan

15 Mei 2021, 11:08 WIB
ilustrasi, Depresi /

MEDIA JABODETABEK - Kekerasan dalam hubungan hampir dapat ditemui diberbagai linimasa kehidupan siapapun.

Hal itu dapat terjadi karena kekerasan tersebut dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk hubungan.

Setelah mengalami kekerasan dalam hubungan, sebagian orang dapat bangkit kembali setelah melewati treatment yang tepat dan sebagian lainnya kerap merasa terus terpuruk akibat luka dan trauma yang tak kian pulih.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Sabtu 15 Mei 2021, Karirnya Masih Menjadi Misteri

Judith Wuest dan Marilyn Merritt-Gray (2001) dalam penelitian Beyond survival: Reclaiming Self after Leaving an Abusive Male Partner mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pulih dari trauma kekerasan dalam hubungan.
Dan kali ini Media Jabodetabek akan merangkumnya untuk pembaca :

1. Mendapatkan dan Menciptakan Identitas
Kita perlu mengingat bahwa kekerasan bukan hanya sekedar kekerasan fisik.
Saat menjalin hubungan, mungkin seseorang pernah dibatasi untuk bertemu dengan oranglain atau pernah dibatasi dalam mengekspresikan dirinya sendiri.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Sabtu 15 Mei 2021, Karirnya Masih Menjadi Misteri

Ketika lepas dari hubungan yang terdapat kekerasan, sebagai penyintas sebaiknya mulai belajar memahami bahwa kini ia mulai merdeka dari jeratan yang membuat diri kehilangan identitas.

Karena dengan meyakini bahwa ia telah merdeka, ia jadi dapat mengetahui hal apa dan bukan yang menjadi jati dirinya.

Baca Juga: Bernarkah Minum Teh Hangat Dapat Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Para Ahli

2. Pulih Kesehatan Mental dan Fisik
Pulih berarti kembali hidup seperti sedia kala. Untuk pulih, setiap dari kita perlu memahami bahwa satu pengalaman kekerasan tidak akan memiliki kesamaan dengan pengalaman yang lain.

Hal itu menyebabkan masing-masing dari penyintas memiliki perbedaan waktu untuk pulih dari efek yang ditimbulkan oleh kekerasan dalam hubungan.

Oleh karena itu, sebagai pihak luar kita dapat memberi dukungan moril agar penyintas tetap terus bertekad kuat untuk pulih dari efek mental serta fisik yang dirasakannya.

Baca Juga: Daftar Perusahaan Investasi Ilegal yang Sudah Diberhentikan Oleh OJK

3. Menerima dan Mengampuni Diri
Ketika kekerasan dalam hubungan telah terjadi dan kamu telah bebas dari hal tersebut.

Sadari betul bahwa hal tersebut memanglah telah terjadi dan telah berlalu, dan di dalamnya terdapat beragam alasan mengapa itu dapat terjadi.

Dengan menyadari alasan-alasan tersebut, seseorang yang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan tidak akan serta merta melupakan hal yang pernah terjadi.

Baca Juga: Berada di Tengah Kerumunan saat Pandemi COVID-19, Berikut Saran Para Ahli

Melainkan dapat untuk berdiri sebagai penyintas yang menjadikannya sebagai pelajaran untuk hubungan di masa yang akan datang.

4. Menentukan Pilihan
Hubungan yang baru perlu didasari dengan kejujuran mengenai gejala trauma baik yang berupa fisik maupun psikologis agar dapat memastikan bahwa pasanganmu kelak dapat memahami apa yang harus ia hadapi atau bahkan membantumu dalam menyembuhkan trauma yang dimiliki.

Oleh karena itu tidak perlu terburu-buru dalam menentukan pilihan, karena setiap orang berhak menunda untuk memilih ketika belum benar-benar siap menjalin relasi yang baru.***

Editor: Ricky Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler