Beri Kejutan di Momentum Hari Musik Nasional, Dirty Ass Rilis Album di Empat Negara

10 Maret 2021, 17:18 WIB
Unit Garage Punk asal Tangerang /Dok Pribadi/Gerry Lainil Fauzi / Dirty Ass

MEDIA JABODETABEK - Masih dalam perayaan Hari Musik Nasional yang merupakan momentum sakral bagi para pegiat musik di Indonesia, terlebih sebagai bentuk apresiasi terhadap karya yang mereka buat.

Lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemndikbud), pemerintah sedang mencoba untuk menggaungkan apresiasi terhadap musik tradisional, mulai dari hak cipta, literasi, dan prestasi agar bisa dikenal di kancah internasional.

Di luar konteks musik yang sedang diapresiasi pemerintah, sebuah kejutan justru dimunculkan dari skena Bawah Tanah atau Underground di Indonesia, di mana unit Garage Punk asal Tangerang, Dirty Ass mampu membawa nama Indonesia ke dunia internasional dengan rilisan album barunya yang bertajuk Distopia pada tahun 2021.

Baca Juga: Tidak Hanya Zayn, 3 Musisi Dunia ini Juga Mengkritisi Proses Nominasi Grammy Awards 2021

Dirty Ass digawangi oleh Gerry Lainil Fauzi (Gitar/Vokal), Gilang Fresandy (bass), dan Bayu Samudro (Drum). Melalui musik yang dimainkan, ketiganya mampu membawa audiens ke masa 80-an awal, di mana band seperti Dead Kennedys, Bad Brains, Circle Jerks, dan Black Flag bermunculan.

Sang vokalis/gitaris Dirty Ass Gerry Laini Fauzi mengatakan, album Distopia akan di rilis di tiga kota negara luar dan yang satunya di Kota Depok, Indonesia. Tentunya dengan label-label rekaman yang konsepnya kolektif.

"Ya, Distopia akan dirilis di Necros Division (Depok), Youth Riot (Seattle, AS), City To City (St. Petersburg, Rusia), dan Braiwasher (Jerman)," papar Gerry saat dihubungi Media Jabodetabek pada Rabu, 10 Maret 2021.

Baca Juga: Album Solo Rose BLACKPINK Pecahkan Rekor Penjualan Pre Order di Korea

Saat mendengar kata 'Distopia', umumnya orang akan beranggapan tentang sebuah tatanan masyarakat di bawah kepemimpinan diktator yang totaliter. Namun, Gerry menjelaskan album ketiga Dirty Ass merupakan sebuah ulasan personal mereka tentang tahun 2020 dengan segala polemiknya.

"Album ini sangat personal untuk kita, kenapa judulnya Distopia, ini menggambarkan situasi terkait 2020 tahun yang 'keos' dari banyak hal, dan itu yang kemudian jadi pondasi utamanya," terangnya. "Tapi tentunya jika yang mendengarkan punya penafsiran berbeda, silahkan saja," tambahnya.

Proses penggarapan album Distopia memakan waktu yang cukup lama. Gerry mengatakan, tahap pengerjaannya dilangsungkan hampir satu tahun karena revisi secara berulang.

Baca Juga: Lirik Lagu Raja Terakhir Young Lex yang Viral Video Musiknya Diduga Plagiat

"Mulai dari Agustus 2020, selesai di Februari 2021, lumayan lama karena banyak faktor. Tapi salah satunya saat pengerjaan lirik yang berkali kali gue revisi," ujarnya.

Ketika sebuah band mampu menembus skena luar negeri, hal itu sering dinilai sebagai bentuk kesuksesan, pun banyak band Underground yang justru malah memilih major label dan panggung besar demi melebarkan bentangan sayapnya.

Hal tersebut justru bukan menjadi acuan untuk Dirty Ass yang hingga kini masih berkutat di skena kolektif. Gerry menjelaskan, selama empat tahun berjalan, ia merasa jika jalur yang sifatnya 'do it yourself' atau DIY ini justru menjadi kesenangan tersendiri bagi trio Garage Punk ini.

"Kalau bicara sedikit di sini, kami sendiri tidak pernah mendambakan akan disana, let it flow saja. Kami memang menyukai dan cocok dengan sistem berkolektif yang sudah kami lakukan 4 tahun belakangan ini. Dan salah satu hal yang menyenangkan itu seperti sekarang, kami bisa dibantu banyak kawan berkat kolektif," tandasnya.

Baca Juga: Peringati Hari Musik Nasional, Cholil ERK Harapkan Jaringan Internet yang Memadai untuk Konser Daring

Diketahui, sebelumnya Dirty Ass telah merilis dua album, yaitu Irama Penendang Bokong (2016) dan Seliar Binatang (2018).

Selain itu, album terbaru mereka yang bertajuk Distopia (2021) terdiri dari 10 lagu yakni, Cemas, Keluh, Muak, Sembah, Gusar, Fanatik, Enyah, Geram, dan Sesak.***

 

Editor: Naja Nuroni

Tags

Terkini

Terpopuler